Sementara itu, diabetes tipe dua dapat terjadi saat anak memiliki berat badan yang berlebih.
“Diabetes tipe dua berasal dari anak yang gemuk kemudian terjadi resistensi insulin. Hal ini dapat terlihat pada bagian leher yang menghitam. Jadi pabriknya (Pankreas, Red) masih normal,” tuturnya. Sedangkan diabetes monogenik terjadi akibat terjadinya perubahan genetik. Gejala variasinya macam-macam dan bisa terjadi awal saat bayi,” katanya.
Faktor Gen, Waspadai Gejalanya
Faktor genetik sering disebut memiliki peran paling besar terjadinya diabetes pada anak. Namun ternyata genetik hanya memiliki peran sebanyak 20 persen faktor yang ada.
“Faktor gen yang bersinggungan dengan lingkungan baru muncul proses autoimun kemudian mengakibatkan kerusakan pada sel beta pankreas. Orang tua yang diabetes belum tentu anaknya diabetes juga,” jelasnya.
Ada beberapa tanda dan gejala yang harus diwaspadai terhadap kasus diabetes pada anak ini salah satunya adalah kencing yang berlebihan.
“Kalau anak sudah ada tanda-tanda banyak kencing, semalam bisa mondar-mandir ke toilet lima kali atau lebih itu sudah harus hati-hati dan segera bawa ke dokter,” ungkapnya.
Selanjutnya adalah berat badan pada anak yang meningkat drastis dibanding sebelumnya.
“Mungkin anaknya selama pandemi berat badan naik banyak misal awal covid 15 kilogram lalu setelah pandemi jadi 30 kilogram, kejadian seperti ini harus diwaspadai dan dibawa ke dokter untuk mengevaluasi kemungkinan terjadinya diabetes. Gemuk itu tidak lagi lucu tapi bisa berisiko diabetes,” jelasnya.
Langkah Pencegahan
Masyarakat hendaknya meningkatkan kewaspadaan bahwa diabetes tidak hanya terjadi pada orang dewasa namun anak memiliki risiko yang sama.
Load more