Tana Toraja, tvOnenews.com – Jalan poros Sapandeata – Pabuaran, Kecamatan Makale Selatan, Kabupaten Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan, tertutup batu berukuran raksasa membuat ratusan anak sekolah dan warga terpaksa bertaruh nyawa melintas ditepi jurang. Hal itu terpaksa dilakukan para pelajar dan warga, sebab jalan tersebut merupakan akses satu-satunya yang selama ini digunakan untuk masuk dan keluar kampung. Namun karena tertutup batu yang ukurannya sangat besar, anak sekolah harus bertaruh nyawa melintas ditepi jurang yang kondisinya sangat berbahaya.
“Terpaksa kami melintas walau nyawa taruhannya, karena ini adalah jalan yang selama ini kami lalui, tolonglah bapak pemerintah agar jalan seperti ini diperbaiki, supaya kami pelajar bisa tepat waktu sampai kesekolah, kalau begini melintas ditepi jurang kan bahaya," tegas Juwilton, salah seorang pelajar yang tiap hari melintasi tepi jurang, Kamis (3/2/2023).
Walau kondisinya sangat mengancam nyawa warga, namun kondisi tersebut seolah luput dari perhatian pemerintah. Padahal jalan tersebut merupakan jantung ekonomi warga yang sebagian masyarakatnya menggantungkan hidup dari hasil pertanian. Namun kondisi jalan yang mengkhawatirkan ini membuat warga kesulitan menjual hasil bumi ke ibu kota kabupaten, karena jalan tertutup batu raksasa.
Mirisnya, jalan yang merupakan akses utama warga tersebut rusak parah, dampak dari proyek pekerjaan peningkatan jalan yang menggunakan anggaran sebesar satu miliar seratus juta rupiah. Mestinya rampung pada akhir Desember 2022 lalu, sayangnya hingga Maret 2023 ini progres pekerjaan seoalah berjalan ditempat.
“Sebelum tahun baru sudah dikerja, material proyek sudah banyak masuk, tapi tidak tau kenapa berhenti, sementara kalau hujan depan rumah saya ini longsor, makanya saya memilih kerumah orang tua disini, karena takut kalau hujan turun longsor dari perbukita," terang Nelvin, salah seorang warga Pabuaran.
Lemahnya pengawasan terhadap proyek pekerjaan peningkatan jalan yang menggunakan anggaran dana hibah dari keuangan pemprov sulsel sebesar satu miliar seratus juta rupiah tersebut, membuat rekanan seolah dengan leluasa mempermainkan progres pekerjaan.
“Kami berharap agar jalan yang merupakan akses utama dan menjadi jantung ekonomi masyarakat ini bisa segera dirampungkan, agar akses kami sebagai warga dan pedagang bisa menjual dan membeli barang keluar daerah," tegas Nelvin.
Diketahui batu berukuruan raksasa yang menutup badan jalan tersebut, terjadi akibat pekerjaan proyek peningkatan jalan poros sapandeata – pabuaran yang hingga kini tak kunjung rampung, diduga akibat lemahnya pengawasan yang dilakukan Dinas PUPR Pemkab Tana Toraja.
(jbt/asm)
Load more