Jakarta, tvOnenews.com - Peristiwa ledakan dan kebakaran Depo Pertamina Plumpang di Jakarta Utara terjadi pada Jumat (3/3/2023) malam terus memberi duka dan derita bagi para korbannya.
Hal ini yang tergambar dari lokasi pengungsian para korban selamat warga Kampung Tanah Merah Bawah, Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara di Posko Pengungsian RPTRA Rasela.
Para pengungsi terpaksa harus rela mengantre demi mendapati fasilitas umum (fasum) berupa toilet yang tersedia di Posko Pengungsian RPTRA Rasela.
Sebab posko tersebut hanya menyediakan dua toilet umum dengan 418 warga yang mengungsi akibat terdampak ledakan dan kebakaran Depo Pertamina Plumpang.
Keluhan itulah yang dirasakan oleh pasangan suami istri (pasutri) bernama Eki (25) dan Lala (23).
Bak sudah jatuh tertimpa tangga, derita para korban terdampak ledakan dan kebakaran Depo Pertamina Plumpang seakan tak usai-usai dengan minimnya fasum yang tersedia.
"Iya (kurang banget) kayak toilet di sini cuman ada dua. Harusnya sih ada toilet portable karena kasihan yang kebelet pipis kalau ngantri kayak begini kasihan juga," kata Lala saat dijumpai di Posko Pengungsian RPTRA Rasela yang berjarak sekira 1,5 kilometer dari lokasi kejadian, Jakarta, Sabtu (4/3/2023).
Tak hanya berebut menggunakan toilet umum yang minim disediakan, pasutri itu juga mengaku kebingungan saat waktu tidur tiba.
Pasalnya, hingga saat ini peralatan tidur masih terbilang minim hingga aksi rebutan dari para pengungsi pun terjadi.
Ia pun hanya dapat pasrah terhadap keadaan yang sedang dialaminya sejak semalam tadi.
Sebab, saat peristiwa ledakan dan kebakaran Depo Pertamina Plumpang terjadi pasutri tersebut hanya dapat menumpangkan diri untuk sejenak beristirahat di Musola Kecamatan Koja, Jakarta Utara.
Namun, saat dialihkan ke lokasi Posko Pengungsian RPTRA Rasela pengalaman pahit harus kembali ditelan pasutri tersebut dengan minimnya fasum yang ada.
"Pas semalam kita larinya ke Kecamatan Koja. Dari Kecamatan Koja baru ke sini (RPTRA Rasela) dialihkan ke sini jam 1 siang," kata Lala.
"Kalau semalam tidurnya ya begitu di musola kecamatan. Ya (nanti malam terpaksa tidur) himpit-himpitan," sambungnya. (raa/ebs)
Load more