Sebelumnya, Gonjang- ganjing isu kepindahan Widya Murad, istri Gubernur Maluku dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-Perjuangan) ke Partai Amanat Nasional (PAN) kian viral dan menjadi komsumsi public.
Bagaimana tidak istri dari Ketua DPD PDI-Perjuangan ini, nekat menyebrang ke partai lain demi untuk mendapatkan nomor urut satu di partai berlambang matahari itu. Namun Langkah tersebut, tidak sejalan dengan jabatan yang diemban oleh suaminya Murad Ismail yang jelas-jelas merupakan orang nomor satu di partai belambang moncong putih itu.
Dari sinilah akar pecopotan hingga pemecatan, Murad Ismail, Gubernur Maluku dari partai berlambang moncong putih ini.
Namun apakah, kepindahan Widya hanya untuk mencari popularitas demi memperoleh nomor urut satu dalam pertarungannya pada Pemilihan Legislatif DPR RI 2024 mendatang, ataukah karena partai bermoncong putih ini tidak mengakomodir istri Gubernur Maluku untuk mendapatkan nomor urut yang sempurna dalam bursa Bakal Calon Legislatif DPR RI Daerah Pemilihan Maluku?
Lalu bagaimana Tanggapan Kader PDI-'Perjuangan Maluku? Apakah keputusan Widya untuk hijrah ke Partai PAN berpengaruh kepada elektabilitas PDI-Perjuangan di Maluku nantinya kedepan, sementara suaminya Murad Ismail pada Pilkada Maluku didorong habis-habisan oleh seluruh Kader dan simpatisan partai di Maluku?
Kepindahan istri Gubernur Maluku ini dari PDI-Perjuangan ke Partai Amanat Nasional (PAN) akan terus menuai perhatian publik. Pasalnya, selain bersuamikan Ketua DPD PDI-Perjuangan Maluku, Widya Murad Ismail juga menduduki posisi yang cukup penting sebagai Wakil Ketua Bidang Komunikasi Politik DPD PDI-Perjuangan Maluku.
Widya Murad memilih berbeda haluan politik dengan suaminya, setelah DPP PDI-Perjuangan menempatkan dirinya pada nomor urut tiga bakal calon legislatif (Bacaleg) DPR-RI daerah pemilihan (Dapil) Maluku.
Posisi Widya Ismail yang aktif dalam berbagai kegiatan sosial di Maluku ini berada dibawah incumbent Mercy Barends, Herman Koedoeboen, dan berada diatas posisi Edwin Huwae.
Load more