Sumbawa, tvOnenews.com - Sebanyak 120.000 batang bibit Mangrove ditanam di areal seluas 25 hektare di Pulau Kaung, Kecamatan Buer, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Bupati Sumbawa, Mahmud Abdullah, mengatakan, pemerintah sangat terbantu dengan kegiatan penanaman mangrove ini karena membantu pemulihan dan rehabilitasi kawasan pesisir.
"Jangka panjang dapat berkontribusi dalam penurunan emisi karbon. Kegiatan ini sangat sejalan dengan upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Sumbawa sebagai ibukota perubahan iklim yang ditetapkan oleh Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) dan juga teluk saleh yang telah ditetapkan sebagai cagar biosfer dunia oleh Unesco," tegas bupati.
Aksi ini dilakukan sebagai komitmen perusahaan dalam mencapai Net Zero Emission (NZE) dan juga sejalan dengan target Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia.
“Kita sudah menanam Mangrove di 2 area yaitu seluas 25 Ha berlokasi di Pulau Kaung dan 15 Ha di Pulau Bungin, Kabupaten Sumbawa," kata President Director PT Sumitomo Indonesia, Hiroshi Karashima.
Ia mengatakan, PT. Sumitomo Indonesia, beserta grup perusahaan dan mitra PT. Gas Strategies Indonesia (GSI) telah berhasil menanam total 120.000 benih Mangrove.
"Hal baik yg didapat dari aktivitas pertama di Sumbawa, adalah di internal Sumitomo Corporation sendiri, karyawan kami menjadi lebih memperhatikan pentingnya menjaga lingkungan. Kami juga menjadi sadar betapa pentingnya bekerja sama dengan instansi pemerintahan lokal," ungkapnya.
Untuk project penanaman Mangrove ini akan terus dilakukan karena hal ini sangat dibutuhkan dan bermanfaat bagi alam dan manusia.
Kegiatan ini bukan hanya sekedar aksi Corporate Social Responsibility (CSR) semata, tetapi juga merupakan sebuah simbol kuat dari semangat gotong royong yang melekat dalam budaya Indonesia.
"Selama penanaman mangrove ini adalah hal yang dibutuhkan, kami akan terus melakukan aktivitas ini. Kami juga terbuka apabila ada perusahaan-perusahaan lain yang ingin bergabung. Target kami adalah dapat bekerjasama dengan semua pihak untuk program ini," ungkapnya.
Kegiatan ini melibatkan semua pihak yaitu Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, TNI/POLRI, PKK, GOW, Swasta, Kelompok Masyarakat Peduli Mangrove, Saka Kalpataru, Pramuka, Majelis Taklim, Lembaga Pendidikan, Kelompok Difable, Forum Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu Serta Masyarakat.
"Kami pahami bahwa perjalanan masih panjang untuk melakukan offset CO2 di Indonesia saat ini. Namun hal ini tidak menghalangi kami untuk melakukan kegiatan CSR seperti penanaman mangrove sebagai langkah kami mendukung pemulihan lingkungan," katanya menambahkan. (Irw/ask)
Load more