Kotawaringin Timur, tvOnenews.com - Menurunnya kualitas udara di Sampit, Kalimantan Tengah, dalam 2 bulan terakhir ini akibat maraknya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi disana, akhirnya mulai berdampak pada kesehatan manusia. Saat ini sudah mulai terjadi peningkatan warga yang terserang pemyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) dan penyakit diare.
"Ini dampak dari karhutla yang tidak bisa kita hindari, penurunan kualitas udara sangat berpotensi akan munculnya ISPA," ungkat dr. Irawan Adi Setiawan, tenaga medis Puskesmas Baamang II, Jumat (1/9/2023).
Berdasarkan data yang ada, jumlah warga yang terkena ISPA sepanjang bulan Juli dan Agustus 2023, yaitu disaat maraknya terjadinya karhutla, jumlahnya ada sebanyak 255 orang, sementara untuk penderita diare ada sebabnyak 83 orang.
“Penyakit ini bisa menyerang baik anak-anak maupun dewasa, terutama mereka yang kondisi tubuhnya kurang fit atau sistem kekebalan imunnya lemah,” katanya.
Gejala penyakit ISPA antara lain, batuk, demam, nyeri kepala, hidung tersumbat, nyeri tenggorokan, dan kesulitan bernafas. Sedangkan untuk penyebabnya ada bermacam-macam, bisa dari bakteri, virus, debu, dan asap.
“Asap itu berkorelasi dengan terjadinya kasus ISPA, sementara kita tahu jika sekarang ini tengah marak terjadinya karhutla,” imbuhnya.
Beberpa tips diberikannya untuk mencegah warga terpapar atau terkena penyakit ISPA, yang pertama, mengurangi terpapar dari asap, bisa menggunakan masker dan ketika kabut asap sedang tebal lebih baik mengurangi aktivitas di luar rumah.
Kedua, menjaga kebersihan dengan mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer sebelum dan setelah makan. Ketiga, segera berobat apabila mengalami gejala penyakit.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, perbanyak minum air putih dan makan buah, rutin berolahraga dan istirahat yang cukup.
"Kaum lansia atau orang usia diatas 60 tahun, anak-anak dan balita, adalah yang paling rentan terkena ISPA. Agar tidak terpapar, mereka harus disiplin mengunakan masker saat kualitas udara memburuk, serta mengurangi aktivitas diluar ruangan," tegas dr. Irawan memberi peringatan. (dsi/mtr)
Load more