Kutai Barat, tvOnenews.com - Bupati Kutai Barat (Kubar) FX Yapan bersama ajudannya, menggelar konferensi pers terkait insiden pemukulan yang dilakukan oleh ajudannya yaitu Daniel (31) kepada sopir truk sawit bernama Andri Rahman (39 Tahun) di Jembatan Kinong, Kecamatan Jengan Danum, Kubar, Kalimantan Timur, pada Rabu (20/12/2023).
Dalam konferensi pers yang digelar di kantor bupati, Kamis (21/12/2023), FX Yapan menyampaikan permintaan maafnya atas nama pribadi, keluarga, pemerintah, dan ajudannya. Ia mengatakan bahwa insiden tersebut terjadi karena emosi yang memuncak akibat ulah sopir truk sawit yang tidak mengindahkan etika berlalu lintas.
“Kita malu juga, tetapi ini kalau tidak diatur berat, kasihan pengguna jalan lain debu juga banyak, keluhan masyarakat juga banyak yang masuk kepada pemerintah bagaimana nanti kita mengatur,” kata FX Yapan.
Ia menjelaskan bahwa sebelum terjadi pemukulan, ia dan rombongannya sedang melintas di Jembatan Kinong yang merupakan jalan penghubung antara Kubar dan Kabupaten Mahakam Ulu. Di jembatan tersebut, ia melihat banyak truk sawit yang memuat crude palm oil (CPO) yang berjalan dengan kecepatan tinggi dan tidak memberi kesempatan kepada kendaraan lain untuk melewati jembatan.
“Kejadian itu saya kira siapapun yang ada di dalam mobil pasti emosi kalau tidak banting stir wah habis sudah kita, itu kan truk memuat 20 ton, jadi saya lihat model sopir ini antara satu dengan yang lainnya modelnya bersaing mereka ini jadi mereka tidak lagi memperhatikan orang lain,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa di belakang rombongannya juga ada ambulan yang membawa pasien, tetapi sopir truk sawit tetap tidak menghiraukan. Hal ini membuat ajudannya yang duduk di kursi depan turun dari mobil dan mendatangi salah satu sopir truk sawit yang bernama Rahman. Ajudannya kemudian menendang Rahman di bagian wajah dan tubuhnya.
“Saya sebagai bupati hanya bisa melerai karena ajudan saya sudah sangat emosi, sudah sopirnya salah mulutnya lagi kaya perempuan,” katanya.
Setelah kejadian tersebut, Yapan mengaku telah bertemu dengan pihak-pihak terkait, termasuk koordinator Perusahaan CPO dan keluarga Andri Rahman. Ia mengatakan bahwa pihaknya telah berdamai dengan membuat surat perjanjian yang disaksikan oleh ketua RT setempat. Ia juga mengaku telah membawa korban ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan dan menanggung biayanya.
“Jadi saya harap habis ini kita memang harus berunding dengan perusahaan pemilik CPO ini mereka harus ada SOPnya jangan sekehendak mereka kasihan masyarakat jadi korban, kemarin beberapa masyarakat di situ sudah menyampaikan sudah jalan kita rusak dihajarnya ditambah lagi etika berlalu lintas dihiraukan nah ini yang kita sayangkan,” tuturnya.
Sementara itu, salah satu warga yang tinggal di sekitar Jembatan Kinong, Martin, mengatakan bahwa jalan tersebut memang sudah rusak dan sering dijadikan jalan umum untuk mengantarkan muatan CPO sawit. Ia berharap agar pemerintah dan perusahaan bisa bekerja sama untuk memperbaiki jalan dan mengatur lalu lintas agar tidak terjadi lagi insiden serupa.
“Kami minta agar jalan ini diperbaiki dan ada aturan yang jelas untuk truk-truk sawit ini, jangan sampai mengganggu pengguna jalan lain, apalagi ada ambulan yang membawa pasien,” kata Martin.
Menurut informasi yang diperoleh, saat ini Andri Rahman masih dirawat di Rumah Sakit Harapan Insan Sendawar (HIS) Kubar. Ia mengalami luka lebam di bagian wajah dan tubuhnya akibat pemukulan. (aam/frd)
Load more