Kutai Barat, tvOnenews.com - Ajudan Bupati Kutai Barat (Kubar) FX Yapan menganiaya sopir truk crude palm oil (CPO) atau sawit di jalan disebut gara-gara ngebut dan menghalangi kendaraan lain.
Hal ini disampaikan oleh Yapan dan ajudannya, yang bernama Daniel.
Berdasarkan video viral yang beredar di media sosial, Daniel tampak memukul sopir truk sawit yang bernama Andri Rahman di Jembatan Kinong, Kecamatan Jengan Danum, Kabupaten Kubar, Kalimantan Timur pada Rabu (20/12/2023).
Atas kejadian ini, Yapan meminta maaf atas nama pribadi, keluarga, pemerintah dan ajudannya.
Dia mengakui insiden tersebut terjadi karena emosi yang memuncak akibat ulah sopir truk sawit yang tidak mengindahkan etika berlalu lintas.
“Kita malu juga, tetapi ini kalau tidak diatur berat. Kasihan pengguna jalan lain. Debu juga banyak. Keluhan masyarakat juga banyak yang masuk kepada pemerintah bagaimana nanti kita mengatur,” ujar Yapan dikutip pada Jumat (22/12/2023).
Yapan memaparkan sebelum terjadinya pemukulan, dia dan rombongannya sedang melintas di Jembatan Kinong.
Ajudan Bupati Kutai Barat aniaya sopir truk sawit di jalan gara-gara ngebut dan halangi kendaraan lain, kini sudah berdamai. Dok: Asho-tvOne
Di jembatan tersebut, dia melihat banyak truk sawit yang berjalan dengan kecepatan tinggi dan tidak memberi kesempatan kepada kendaraan lain untuk melewati jembatan.
“Kejadian itu saya kira siapapun yang ada di dalam mobil pasti emosi. Kalau tidak banting setir, wah habis sudah kita. Itu kan truk memuat 20 ton. Jadi saya lihat model sopir ini antara satu dengan yang lainnya modelnya bersaing mereka ini. Jadi mereka tidak lagi memperhatikan orang lain,” kata dia.
Di belakang rombongannya, kata Yapan, juga ada ambulans yang membawa pasien. Namun, menurut dia sopir truk sawit tetap tidak menghiraukan.
Hal ini membuat ajudannya yang duduk di kursi depan turun dari mobil dan mendatangi salah satu sopir truk sawit yang bernama Rahman. Ajudannya kemudian menendang Rahman di bagian wajah dan tubuhnya.
“Saya sebagai bupati hanya bisa melerai karena ajudan saya sudah sangat emosi. Sudah sopirnya salah, mulutnya lagi kayak perempuan,” terang dia.
Usai kejadian tersebut, Yapan mengaku telah bertemu dengan pihak-pihak terkait termasuk koordinator perusahaan CPO dan keluarga Rahman.
Dia mengatakan pihaknya telah berdamai dengan membuat surat perjanjian yang disaksikan oleh Ketua RT setempat.
Dia juga mengaku telah membawa korban ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan dan biaya ditanggung bupati.
Kini, Rahman pun masih dirawat di Rumah Sakit Harapan Insan Sendawar (HIS) Kubar. Dia mengalami luka lebam di bagian wajah dan tubuhnya akibat pemukulan. (aam/nsi)
Load more