Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah - Harga kedelai di Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah, mengalami lonjakan harga hingga lima ratus lima puluh ribu rupiah (Rp.550.000) per sak. Kenaikan harga kedelai tersebut membuat para perajin tempe usaha mikro kecil dan menegah (UMKM) mengeluh membutuhkan perhatian pemerintah. Naiknya bahan baku tempe ini membuat para perajin tempe dan tahu harus memutar otak mengurangi jumlah produksi dan ukuran cetakan tempe. Kenaikan harga kedelai secara drastis, dirasakan selama tiga bulan terakhir ini.
”Untuk mensiasati agar tidak mengalami kerugian dan saya tetap terus berproduksi, dengan keadaan terpaksa mengurangi produksi dan ukuran cetakan tempe dan tahu, meski menuai protes dari konsumen. Ukuran diperkecil, namun saya tidak menaikan harga tempe dipasaran. Satu bungkus tempe ukuran kecil dijual seribu rupiah (Rp.1.000), sedangkan ukuran besar lima ribu rupiah (Rp.5.000),” kata Zainudin, seorang perajin tempe Usaha Mikro Kecil dan Menegah (UMKM), Kamis (13/1/2022).
“Harga satu karung kedelai sekarang ini, lima ratus lima puluh ribu rupiah (Rp.550.000) per sak, isi 50 kilogram. Sebelumnya harga kedelai empat ratus lima puluh ribu rupiah (Rp.450.000) per sak.”Jelas Zainudin.
Zainuddin juga berharap pemerintah daerah maupun pusat turun tangan mengatasi persoalan yang terus menerus dihadapi oleh perajin tempe dan tahu.
Ditempat berbeda, Syariyah seorang perajin tempe dan tahu, serta distributor kedelai impor menjelaskan,”Kenaikan kedelai ini dipicu oleh naiknya biaya pengiriman kedelai yang didatangkan distributor dari luar negeri. Saya terpaksa mendatangkan bahan baku impor. Para petani lokal saat ini jarang menanam kedelai dan tidak ada kedelai dalam negeri masuk Kota Pangkalan Bun. Hal ini juga pemicu naiknya harga kedelai impor.” Tutup Syamriyah. (Jamberi/Ask)
Load more