Kotawaringin Barat, Kalteng - Ular, mungkin dianggap satwa yang menakutkan, namun bagi sebagian orang justru memiliki nilai estetis dan ekonomis untuk dikembangkan dan dipasarkan. Seperti salah satu perajin kulit ular di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Adalah Supardi, warga Desa Pasir Panjang, Kecamatan Arut Selatan ini, yang memasarkan kulit ular yang sudah dikeringkan hingga ke negara di Eropa dan Asia yang permintaannya cukup tinggi. Jenis kulit ular yang diekspor yakni kulit ular Sanca Kembang dan Jipang.
Supardi menjelaskan, untuk mendapatkan kulit ular, dirinya membeli ke masyarakat atau pengumpul dan pengedar.
“Ular dengan berat sepuluh kilogram ke atas, dihargai hanya enam belas ribu rupiah (Rp16.000,-) per kilogram. Sedangkan kalau meteran di atas tiga meter dibeli tujuh puluh lima ribu rupiah (Rp75.000,-) per ekor. Jenis kulit ular yang diekspor yakni kulit ular Sanca Kembang dan Ular Jipang,” jelas supardi, Jumat (21/1/2022).
Perajin kulit ular yang ada di Kotawaringin Barat merupakan binaan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah, salah satunya Supardi.
Lebih lanjut Supardi mengatakan, permintaan kulit ular dari luar negeri sangat tinggi. Di tahun 2021 yang lalu, ia mengekspor kulit ular sebanyak tiga ribu lembar atau ekor.
“Setiap tahun beberapa negara Eropa seperti Turki dan Jerman selalu ada permintaan. Sedangkan untuk Negara Asia, Cina dan Hongkong. Ular dibeli dari beberapa daerah di Kalimantan Tengah, diantaranya dari Kabupaten Seruyan, Kotawaringin Timur dan Kotawaringin Barat,” kata Supardi, yang juga menjadi eksportir satu-satunya di Kalimantan Tengah.
Di Kotawaringin Barat sendiri terdapat sekitar tiga belas (13) pengumpul dan pengedar tumbuhan serta satwa liar yang bergabung di paguyuban TSL Borneo binaan dari BKSDA Kalimantan Tengah.
"Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan agar kulit ular bagus dan baik untuk dapat diekspor di antaranya disamak sekitar satu minggu, penjemuran dua hari, setrika dan pres. Setelah itu baru diekspor ke luar negeri,” jelas Supardi.
Adanya perajin ular juga membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. Sekarang ini terdapat sepuluh karyawan yang membantu. Berharap para pengumpul dan pengedar tumbuhan satwa liar dapat mengurus izin ekspor dari Dirjen KKH.
"Kulit ular merupakan bahan untuk pembuatan sepatu, tas, dompet serta sabuk pinggang,” pungkas Supardi. (Jamberi/Ask)
Load more