"Yaitu mengumpulkan seluruh sampah organik dalam bentuk kulit jeruk menjadi fokus saya, untuk melakukan inovasi terbaik," tuturnya.
Ia pun mengajak seluruh sekolah yang menjadi sekolah binaan DLH Maluku Utara maupun Kota Ternate agar sama-sama melakukan inovasi baru ini.
Saleh mengatakan alasan memilih sampah kulit jeruk karena salah satu item dari seluruh sampah sebagai edukasi di sekolah dan masyarakat. Selain itu, sampah kulit jeruk juga menjadi manfaat lebih besar.
"Kemarin kita sudah melakukan inovasi-inovasi lain yang menyangkut dengan sampah organik dan anorganik. Sekarang kita fokus salah satu sebagai edukasi di sekolah dan bagi masyarakat," katanya.
Dari ide tersebut Kabid menyebut, hal itu menjadi cita-cita besar bagi dirinya, sebagai reformer di PKA ia berkeinginan agar sampah kulit jeruk dapat dikembangkan menjadi inovasi.
"Dan kita dapat membuka pasar lebih besar dalam rangka memproduksi lebih besar. Hari ini kita mengajak kepada sekolah-sekolah adiwiyata, bahwa kedepan kita mengajak kepada restoran hingga rumah makan agar melahirkan inovasi baru ini," jelasnya. (Iad/frd)
Load more