Kotawaringin Timur, Kalteng - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), menolak pengajuan Harga Penawaran Tertinggi (HET) untuk gas elpiji. Pemkab merasa penetapan HET itu sia-sia saja, sebab saat ini harga jual gas elpiji di Kotim harganya jauh lebih mahal.
"Saya tidak akan pernah mau tandatangan pengajuan HET gas elpiji dari Pertamina. Saya minta mereka harus bisa memastikan terlebih dahulu untuk harga jualnya bisa satu harga," tegas Bupati Kotawaringin Timur, Halikinnor, usai menerima kunjungan anggota DPR RI dapil Kalteng dan anggota DPRD Provinsi Kalimantan Tengah dapil Kotawaringin Timur-Seruyan, Selasa (1/3/2022).
Meurut Halikinnor, saat ini harga jual gas elpiji di beberapa kecamatan yang ada di Kotawaringin Timur, harganya jauh lebih mahal. Untuk elpiji subsidi tabung melon saja bisa mencapai Rp50 ribu per tabung, padahal HET nya hanya sekitar Rp22.500 saja.
"Saya justru meminta HET agar ditinggikan saja sekalian, misalnya menjadi Rp30 ribu per tabung, tapi harganya bisa sama diseluruh Kotim," ucapnya lagi.
Selain itu yang selama ini juga menjadi ganjalan, masih ada empat kecamatan di Kotim yang hingga saat ini belum masuk program konversi dari minyak tanah ke gas elpiji. Sementara untuk saat ini minyak tanah di Kotawaringin Timur sudah tidak ada lagi.
Akibat belum adanya konversi tersebut, akhirnya membuat jatah gas elpiji dari kecamatan lain menjadi berkurang, karena dipakai oleh kecamatan yang belum dikonversi tersebut.
"Pemenuhan penyaluran gas elpiji itu berdasarkan jumlah penduduk, jika daerah tersebut belum dikonversi berarti belum ada jatah gas elpiji untuk warga di daerah itu. Di Kotim ada empat kecamatan yang belum di konversi," terang Halikinnor.
Load more