Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah - Kawasan Agro Desa Wisata berbasis ekonomi kerakyatan di Desa Pangkalan Tiga, Kecamatan Pangkalan Lada, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, dipenuhi pengunjung di H +4 lebaran.
Meski cuaca cukup panas, namun tak menyurutkan warga untuk menikmati sejumlah wahana yang tersedia, diantaranya pemadian atau kolam renang Tani Subur.
Harga tiket masuk kawasan argo desa wisata cukuplah terjangkau, hanya dengan Rp30 ribu rupiah pengunjung bisa menikmati seluruh wahana yang ada di area wisata tersebut.
”Agar dapat masuk ke dalam ke lokasi wisata, pengunjung wajib membeli karcis di loket tempat jual karcis. Harga satu lembar karcis tiga puluh ribu rupiah (Rp30.000) per lembar, untuk satu orang pengunjung tak terkecuali anak-anak," Jelas Kepala Desa Pangkalan Tiga, Suyamto.
Destinasi wisata desa ini selalu ramai dikunjungi, lanjutnya, setidaknya selama libur lebaran mencapai 3.000 orang setiap harinya.
Selian wahana kolam renang, pengunjung juga dimanjakan dengan tontonan menarik Grup Seni Budaya Jalanan Turonggo Mudo.
Bosan menikmati sejumlah wahana, pengunjung juga bisa menikmati makan bersama keluarga di bawah pohon sawit, mengingat area wisata ini, terletak di tengah-tengah perkebunan kelapa sawit. Bagi pengunjung yang tak membawa bekal, pengelola juga menyediakan berbagai macam makanan yang dijual puluhan pedagang Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM).
”Program Desa dan Masyarakat ini, diharapkan ikut mendukung Pemerintah untuk membangkitkan ekonomi dampak covid-19, terutama peningkatan ekonomi masyarakat desa sendiri. Tidak hanya dari sektor wisata, Pemerintah Desa dan Masyarakat akan terus berupaya mengembangkan ekonomi kerakyatan dari sektor lainnya, seperti melalui seni budaya, pertanian dan dari sektor peternakan." pungkas Suyamto.
Melihat pesatnya pengembangan Kawasan Desa Wisata ini, Politis Golkar Makhtrudin menyatakan, jika kawasan ini dapar membangkitkan ekonomi masyarakat setempat.
"Kawasan Agro Wisata Desa ini berpotensi mempunyai nilai ekonomis luar biasa, dan kedepannya harus terus dikembangkan.” Ujar Mukhtarudin. (jam/mii)
Load more