Manggarai Timur, NTT - Suasana pagi di kampung Kota Tonda Desa Nanga Meje Kecamatan Elar Selatan Manggarai Timur Nusa Tenggara Timur masih lengang pada pukul 07.00 WITA. Itu karena kampung yang dikenal dengan sebutan Sompang Rajong ini berada di bawah lembah.
Mentari pun berarak naik, logat Rajong yang kental terdengar bersahutan di depan jalan. Rupanya warga saling bertegur sapa antara warga yang pagi-pagi hendak ke kebun. Asap tipis menyembul di atap dapur yang terbuat dari bilah bambu yang saling melingkupi. Rumah Risal berada di mulut kampung.
Bocah 15 tahun bernama Risalianus Aja atau biasa dipanggil Risal sedang menjadi sorotan. Sejak kelas 4 SD, anak sulung pasangan Benediktus Posen dan Wihelmina Mbi menjadi tulang punggung setelah kedua orang tuanya sama-sama menderita lumpuh total.
Pagi hari sebelum berangkat ke sekolah, siswa kelas 1 SMPN Mbangi Elar Selatan itu kudu melakoni rutinitas seperti memasak, memberi makan pagi kepda orang tuanya serta menyapu rumah.
Risalianus bangun jam 5 pagi setiap hari sehingga untuk mewawancarainya terpaksa dilakukan pagi sekali mencuri waktu saat Risal bekerja di dapur.
“Selamat pagi, masuk pak maaf masih berantakan belum sapu,” sila Risalianus dengan raut yang nanar.
Katanya semalam dia terlambat tidur karena mengikuti acara adat Ghan Kosu atau ritual makan nasi baru di kampung itu. Dia terlihat gesit di dapur karena memang sudah terbiasa mengurusi kerjaan rumah tangga, memasak, sapu rumah dan timba air.
Load more