Kupang - Pos Pemantau Gunung Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) melaporkan aktivitas erupsi gunung api Lewotolok di kabupaten Lembata, sudah mulai aktif dalam sepekan terakhir.
“Aktivitas letusannya mulai aktif lagi sampai pagi tadi masih ada letusan,” kata Kepala Pos Pemantau Gunung Api Ili Lewotolok Stanis Ara Kian, saat dihubungi dari Kupang, Sabtu.
Ia menjelaskan, bahwa meningkatnya aktivitas letusan disertai erupsi gunung api itu mulai terlihat sejak Kamis (15/9) hingga Sabtu. Pada Kamis (15/9) lalu erupsi terjadi dengan ketinggian mencapai 700 meter di atas permukaan gunung.
Pada Jumat (16/9) kemarin, justru terjadi erupsi yang lebih besar dengan ketinggian abu vulkanik mencapai kurang lebih 1.500 meter.
“Kemudian pagi tadi sekitar pukul 09.00 wita terjadi lagi erupsi dengan ketinggian abu mencapai 1.000 meter di atas puncak gunung atau kurang lebih 2.423 meter di permukaan laut,” tambah dia.
Lontaran-lontaran material vulkanik sempat membakar vegetasi atau pohon-pohon yang ada di sekitar puncak gunung tersebut.
‘Sampai saat ini status dari gunung ini masih berstatus siaga atau Level III,” tambah dia.
Karena itu pihaknya mengeluarkan beberapa rekomendasi yakni dalam tingkat aktivitas Level III (Siaga), masyarakat di sekitar gunung Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan direkomendasikan agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak/kawah, radius 3.5 km untuk sektor Tenggara, radius 4 km untuk sektor Timur dan Timur Laut.
"Masyarakat Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman guguran lava pijar dan awan panas dari bagian timur puncak/kawah Gunung Ili Lewotolok," demikian Stanis Arakian.
Disamping itu, mengingat potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan Iainnya maka masyarakat yang berada di sekitar gunung Lewotolok agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit. (ant/ari)
Load more