Sumbawa, NTB- Ulfa Febiana Whatin, alumni dari Fakultas Ilmu dan Teknologi Hayati Program Studi Bioteknologi, Universitas Teknologi Sumbawa, berhasil menjadi peneliti terpilih program Indofood Riset Nugraha 2021-2022. Program IRN pada tahun 2021 mengangkat tema khusus, ‘Penelitian milenial pangan fungsional berbasis potensi dan kearifan lokal pada era pandemi COVID-19’.
“Waktu itu, saya dengan teman teman yang lain diberikan arahan untuk mengikuti sebuah program riset dan dengan bimbingan dari salah satu dosen di Prodi saya, yaitu Bapak Andi Baso Manguntungi, saya dan teman-teman saya akhirnya berhasil mengupload proposal penelitian di website IRN. Saya masih ingat betul, hari itu adalah malam terakhir untuk mengupload proposal tersebut dan kami semua masih bergelut dengan proposal masing-masing,” cerita Ulfa.
Ulfa menambahkan meski berbagai kendala yang Ia hadapi mulai dari akun gmail yang tiba-tiba tidak bisa mengupload proposal, hingga waktu penginputan yang nyaris habis, tapi Ia bersama rekan-rekannya berhasil melaluinya dengan baik.
“Saat pengumuman lolos program IRN, saya saat itu berada di Makassar untuk melaksanakan PKL, walau harus berganti Dospem dikarenakan Bapak Andi Baso sudah tidak menjadi Dosen di Bioteknologi, Alhamdulillahnya saya dipertanggung jawabkan untuk melaksanakan penlitian saya dengan dosen pembimbing baru, yaitu bapak Ali Budhi Kusuma. Saya merasa bersyukur atas penghargaan ini, semoga penelitian yang telah kami lakukan dapat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya masyarakat Sumbawa,” pungkas Ulfa.
Sesuai dengan tema yang diangkat, riset Ulfa mengangkat tema kearifan lokal daerah Sumbawa, yaitu salah satu makanan tradisional Sumbawa yang lebih dikenal dengan sebutan “Ikan Bage”.
Ikan Bage Sumbawa dalam proses pembuatannya masih menggunakan fermentasi spontan yang dimana proses pengawetan dilakukan dengan cara pemberian garam yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan dan menyebabkan berbagai jenis penyakit serta proses pengeringan dilakukan di bawah sinar matahari langsung yang dapat menyebabkan bakteri patogen penyebab pembusukan pada makanan dapat tumbuh dan berkembang lebih cepat serta tidak terkendali.
Maka perlu adanya sebuah solusi untuk membatasi penggunaan garam berlebih, yaitu dengan memanfaatkan BAL (bakteri asam laktat) yang terdapat pada Ikan Bage itu sendiri untuk dijadikan starter fermentasi dalam proses pembuatan ikan bage.
Load more