"Menjawablah dengan jujur, jangan takut, karena kami hanya mendata. Mudah-mudahan data nanti bisa digunakan sebaik-baiknya oleh pemerintah pusat maupun Pemerintah Kota Jakarta Utara. Sehingga diketahui misalnya masih banyak atau tidak tunawisma yang tidur di taman-taman dan sebagainya," kata Setianto.
Menurut Setianto, pertanyaan dalam 'regsosek night' secara umum terkait identitas, pekerjaan, pendidikan dan seterusnya.
Data-data tersebut dikumpulkan untuk diolah menjadi basis data kesejahteraan dan perlindungan sosial di Indonesia.
Setianto mengatakan petugas juga memverifikasi penduduk yang riil di suatu wilayah menggunakan berbagai metode pendekatan penelitian data.
Salah satunya, dengan pendataan dari pintu ke pintu (door to door) di domisili penduduk yang berkoordinasi dengan aparatur kewilayahan setempat, maupun dengan berburu (hunting) seperti yang dilakukan pada malam ini.
Pendataan sesuai domisili dimulai dari 15 Oktober dan nanti akan selesai 14 November. Untuk mendata yang orangnya tidak menetap, salah satunya ABK WNI dan tunawisma, baru dimulai serentak se-Indonesia pada 29 Oktober hari Sabtu.
"Sekarang populasi (sampel) secara nasional itu 30 persenan yang sudah kami (BPS) peroleh. Pendataan akan terus berlanjut hingga target 100 persen pada 14 November mendatang," kata Setianto.(ant/ppk)
Load more