Jakarta - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengimbau perlu adanya peningkatan deteksi dini kepada ibu hamil guna mencegah terjadinya penularan Human Imunodefisiensi Virus-Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV-AIDS) pada bayi dalam kandungan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Jakarta Dwi Oktavia menjelaskan bahwa mayoritas penularan HIV terjadi pada ibu kepada bayi saat dalam kandungan.
"Kemungkinan besar anak HIV positif karena mayoritas penularan ibu ke bayi saat di dalam kandungan atau proses persalinan sehingga penting deteksi saat masih mengandung," kata Dwi, dalam diskusi HIV/AIDS pada anak di Jakarta, Kamis (1/12/2022).
Dalam hal ini, menurut Dwi penting bagi ibu hamil setidaknya melakukan pemeriksaan setidaknya satu kali di masa kehamilan.
Sebagai antisipasi, deteksi juga dapat dilakukan terhadap calon pasangan untuk memeriksa kesehatan sebelum ke jenjang pernikahan. Pemeriksaan kesehatan tersebut bisa berupa Sifilis, HIV dan Hepatitis B melalui Puskesmas gratis.
"Upaya lain untuk mencegah penularan pada anak di antaranya meningkatkan pengetahuan dan peran masyarakat, melakukan pengawasan soal analisis data ibu hamil dan anak," ujarnya.
Pencegahan ini juga dapat dilakukan hingga tahap penanganan kasus yakni bagi ibu hamil sampai menyusui yang telah terinfeksi HIV, Sifilis, dan Hepatitis B.
Melansir data Dinkes DKI Jakarta, tercatat kesadaran warga DKI Jakarta untuk melakukan tes HIV setiap tahun cukup tinggi sekitar 400 ribu tes.
"Data Sistem Informasi HIV AIDS Kementerian Kesehatan bahwa jumlah tes HIV di DKI Jakarta pada 2019 mencapai 483.720 orang, kemudian di 2020 mencapai 408.099 orang, dan 2021 mencapai 456.075 orang," jelasnya.
Berdasarkan jumlah tersebut, orang dengan HIV setiap tahunnya di DKI Jakarta pada 2019 mencapai 6.882 orang, di tahun 2020 sebanyak 4.945 orang, dan pada 2021 ada 4.376 orang.
"Sementara jumlah anak dengan HIV baru yakni berusia di bawah empat tahun paling tinggi tercatat pada 2018 mencapai 108 anak, kemudian 2019 menurun menjadi 73 anak, 2020 sebanyak 35 anak, dan 2021 sebanyak 39 anak," pungkasnya.
Lebih lanjut, Dwi menambahkan melansir dari data Kaskade HIV atau kasus kumulatif hingga Juni 2022 estimasi orang dengan HIV di DKI Jakarta diperkirakan sekitar 65.916 orang. Sebanyak 47 persen di antaranya atau sekitar 30.850 kasus rutin mengonsumsi terapi obat Antiretroviral (ARV). (ags/ebs)
Load more