“Mulai dari lorong wisata kita membuat QR Code untuk setiap individu, yang sesuai dengan data-data id dari KK dan KTP juga medical record dan juga data 3 dimensi lorong dengan rumah-rumah yang ada di situ,dengan begitu tinggal selangkah lagi bisa masuk metaverse jika semua data sudah terkumpul,’’ ucap Danny Pomanto.
Salah satu implementasi lainnya dari Makassar Metaverse adalah rencana hadirnya kendaraan listrik di Kota Makassar.
Commuter Metromoda atau co’mo merupakan mini bus listrik yang didesain untuk beroperasi di lorong-lorong kota makasar. Co’mo akan difungsikan sebagai alat transportasi pengumpan atau feeder menuju jalan-jalan besar, bukan hanya mengusung teknologi listrik, co’mo direncanakan memiliki peran penting bagi pengembangan wisata di kota daeng.
Sejalan dengan itu lorong atau gang di kota Makassar kini tampil apik. Keberadaan program lorong wisata dari pemerintah kota telah mengubah wajah kawasan lorong di kota daeng. Lorong wisata menggabungkan konsep budaya, wisata kuliner, ekonomi kerakyatan, kearifan lokal serta teknologi.
Tak hanya tertata apik, pemberdayaan masyarakat di lorong-lorong wisata juga terus dikembangkan. Melalui kerajinan, tanaman pangan, ternak ikan ataupun wisata lokal, warga lorong wisata mampu berkarya dan berinovasi untuk lingkungannya, sekaligus punya andil untuk memulihkan ekonomi di kota Makassar.
Setiap Selasa, Danny juga membuat program Ojol Day. Seluruh ASN Pemkot Makassar harus berangkat ke kantor menggunakan ojek online.
“Untuk program ojol day dampak pengendalian inflasi yang terasa pengurangan 100.000 liter penggunaan BBM di kota Makassar, karena 22.800 pegawai Pemkot tidak naik mobil atau motor pribadi, sementara ojol sendiri mengalami peningkatan pendapatan 26 persen, serta membantu mengurangi volume lalu lintas kendaraan,“ terang Danny. (ask/ree)
Load more