Bone, tvOnenews.com - Kepala Desa Mattirowalie Kabupaten Bone, Andi Swandi, mengaku tengah melakukan komunikasi terhadap aliran Puang Nene. Dan mencari tahu apakah 40 warga di daerahnya, menjadi pengikut aliran diduga 'sesat' tersebut.
Andi menuturkan, aliran ini dibawa seorang warga asal Kabupaten Soppeng. Sedangkan, pemimpin untuk wilayah Kabupaten Bone bernama Hasang Acang.
"Ada dua bos besarnya, Kalau di sini dikenal sebagai aliran Puang Nene," ucapnya.
Sementara ini Tim Pengawasan Aliran Kepercayaan dan Aliran Keagamaan dalam Masyarakat (Pakem) Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel), telah turun melakukan menyelidiki aliran yang diduga sesat ini.
"Tim Pakem akan menelusuri bagaimana ajaran, ritual, pengikut, kegiatan, organisasi, buku dan peralatannya. Saat ini kami sudah melakukan rapat koordinasi dengan tim," kata Wakil Ketua Tim Pakem Kabupaten Bone Andi Hairil Akhmad.
Andi Hairil yang juga sebagai Kasi Intel Kejari Bone itu mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya dengan aliran yang memang bertentangan dengan ajaran agama.
Sebelumnya Masyarakat kabupaten bone dihebohkan di media sosial dengan adanya dugaan aliran sesat di Desa Mattirowalie, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel). Aliran ini bernama Al Mukarrama Al Khaerat Segitiga Emas Sunda Nusantara, dipimpin oleh seorang pria bernama Walino alias Puang Nene.
Dalam aliran ini, pengikut diduga dilarang melaksanakan shalat 5 waktu dan shalat Jumat. Bahkan, pengikut wajib memberikan mahar sebagai ongkos pembelian kursi untuk di hari akhir nantinya.
Belum diketahui jumlah pengikut aliran Al Mukarrama Al Khaerat Segitiga Emas Sunda Nusantara ini.
(art/mtr)
Load more