Menurut Haji Syukur, akibat kesulitan pakan udang, dia hanya berani menebar benih udang dalam jumlah kecil.
"Luas tambak saya kurang lebih 12 hektar mulai digarap sekitar tahun 1980, sekarang yang baru di garap ada 6 kotak, karena kesulitan pakan kita tidak berani untuk tebar benih udang dalam jumlah besar, sekarang ini kita hanya bisa produksi hanya 300 sampai 400 kilogram sekali panen," tuturnya.
Dia juga mengaku selama ini belum ada perhatian maupun bantuan dari pemerintah.
"Saya berharap pemerintah Kabupaten Minahasa Utara bisa memperhatikan nasib kami sebagai petani tambak, untuk bisa mengadakan subsidi pakan maupun pupuk agar kita bisa berkembang. Karena Minahasa Utara punya potensi selain destinasi Pariwisata sebagai daerah penghasil udang terbesar di Sulut jika memang benar-benar di perhatikan oleh pemerintah," tandasnya.
Load more