Takalar, tvOnenews.com - Seorang Buruh tani yang ikut bekerja di mobil pemotong padi di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, menjadi korban penganiayaan Kapolsek lantaran gabah milik Kapolsek terhambur saat karung gabah lainnya terguling. Akibatnya korban mendapat beberapa luka jahitan di Kepala dan giginya nyaris tanggal.
Saparuddin (36) tercatat sebagai buruh tani, warga dusun Boddia, desa Bontoparang, kecamatan Mangarabombang, kabupaten Takalar. Yang pada hari itu bertugas menjahit karung gabah dan mengangkatnya naik ke truk.
Korban mengaku dianiaya dengan cara dipukul, ditendang hingga diinjak oleh Kapolsek Mangarabombang lantaran gabahnya yang diangkut terjatuh dan berhamburan di sawah Kapolsek.
"Saya sementara menjahit karung yang berisi gabah, namun tiba-tiba ada gabah yang di samping saya yang belum terjahit jatuh dan isi di dalamnya itu terhambur ke tanah, pelaku sempat menegur, namun saya langsung memungutnya, pas saya pungut itu gabahnya, saya langsung dipukul," jelas Saparuddin selaku korban. Selasa (4/4/23).
"Saya ditendang sampai terjatuh, terus saya bangun, kemudian ditendang lagi, setelah saya bangun, saya ditendang lagi dan disitu saya terjatuh dan dahi saya kena motor dan berdarah," pungkasnya.
Akibat penganiayaan itu, korban mengalami luka di beberapa bagian tubuh.
"Saya sudah divisum, Ada beberapa luka, termasuk di bibir bagian depan pecah, dua gigi saya goyang akibat dipukul dan dahi saya mendapat 4 jahitan akibat terbentur di sepeda motor saat ditendang Pelaku," terangnya.
Tidak terima atas penganiayaan tersebut, korban ditemani Kepala Dusun dan Kepala Desa Bontoparang, kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Mapolres Takalar dengan didampingi oleh kuasa hukumnya.
Sementara itu kuasa hukum korban, Sya'ban Sartono dan iman yang dikonfirmasi fia telepon mengungkap jika ia dan rekannya dipercakan korbn untuk mendampingi kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh Kapolsek Mangarabombang bernama H. Sarro Mappa berpangkat Iptu.
"Kami kuasa hukum korban, sudah melaporkan oknum aparat kepolisian dengan jabatan Kapolsek di Kecamatan Mangarabombang bernama H. Sarro Mappa berpangkat lptu terkait dugaan penganiayaan terhadap klien kami," jelas Sya'ban Sartono. Selasa. (4/4/23).
Sya'ban mengaku telah mendampingi kliennya itu di Mapolres Takalar dalam rangka panggilan untuk di-BAP.
"Semalam, hari Senin 3 April 2023, sekitar pukul 21:51 wita kami baru selesai mendampingi klien kami yang di-BAP oleh penyidik polres Takalar," terangnya.
Sementara itu, Iman salah satu kuasa hukum korban, juga mengatakan jika kliennya itu sempat menahan laporan saat awal kejadian.
"Kami tidak melapor saat awal kejadian lantaran menunggu itikad baik pelaku dalam hal ini Kapolsek mangarabombang untuk meminta maaf kepada korban, namun 1 kali 24 jam, pelaku tidak datang meminta maaf," kata Iman.
Hingga akhirnya mereka melaporkan pelaku ke Polres Takalar terkait penganiayaan yang dilakukan Kapolsek Mangarabombang itu.
Kedua kuasa hukum korban rencananya akan melakukan pelaporan ke Propam Polda Sulsel terkait kode etiknya.
"Kami akan ke Polda Sulsel melaporkan Iptu Sarro Mappa terkait kode etiknya," tegas kedua kuasa hukum korban.
Sementara itu, Kapolsek Mangarabombang yang dikonfirmasi terkait dugaan penganiayaan yang dilakukannya terhadap buruh tani tersebut menjawab via chatingan.
"Teman-teman media semua sudah turun di lapangan karena permintaan saya supaya clear ini masalah," tulis Kapolsek.
Iptu Sarro mengaku kedatangan wartawan meliput di lapangan berdasarkan permintaannya agar meliput kejadian tersebut.
Saat ditanya soal kronologi kejadian, Kapolsek justru sudah tidak meresponnya.
Sementara itu, Kapolres Takalar, AKBP Gotam Hidayat yang dikonfirmasi terkait dugaan penganiayaan yang dilakukan kapolsek Mangarabombang terhadap buruh tani tersebut, belum memberikan tanggapan, hingga berita ini diturunkan. (itg/mtr)
Load more