Kupang, tvOnenews.com - Pos Pengamatan Gunung Ile Lewotolok Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), melaporkan letusan di puncak gunung tersebut terjadi selama 48 kali.
“Puluhan letusan itu terjadi dalam pengamatan yang dilakukan selama periode pengamatan pada Rabu (26/4) pukul 00.00 WITA hingga 24.00 WITA,” kata Kepala Pos Pemantau Gunung Ile Lewotolok, Stanislaus Ara Kian, Kamis (27/4/2023).
Hal ini disampaikan terkait dengan perkembangan erupsi gunung berapi Ile Lewotolok yang pernah erupsi pada November 2020 lalu yang membuat ribuan warga terpaksa mengungsi ke sejumlah lokasi yang dianggap aman.
Selama 48 kali letusan tersebut, tinggi abu letusan akibat erupsi itu berkisar dari 200 hingga 500 meter di puncak kawah dengan warna asap putih dan kelabu. Dengan intensitas abu sedang hingga tebal. Erupsi tersebut terjadi disertai dengan gemuruh atau dentuman lemah hingga sedang. Kemudian muncul juga lava pijar di seputar area puncak dengan tinggi kurang lebih 200-300 meter di puncak gunung.
"Berdasarkan pengamatan juga masih terus terjadi guguran di dalam kawah utama, walaupun saat ini status gunung itu Level II atau Waspada," tambahnya.
Oleh karena itu Pos Pengamatan Gunung Ile Lewotolok mengimbau masyarakat yang berada di sekitar gunung Ile Lewotolok ataupun pengunjung, pendaki, atau wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius dua kilometer dari pusat aktivitas Gunung Ile Lewotolok .
Masyarakat di tiga desa yang berada di sekitar gunung Ile Lewotolok, yakni Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona, agar selalu mewaspada adanya potensi ancaman bahaya dari guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak kawah gunung tersebut.
Load more