Buton Tengah, tvOnenews.com - Masyarakat adat di Kelurahan Tolandona, Kecamatan Sangia Wambulu, Kabupaten Buton Tengah (Buteng), Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar tradisi makan bersama yang biasa dikenal dengan sebutan Kande-Kandea, Minggu (30/4/2023).
Tradisi tersebut biasanya digelar sepekan setelah lebaran Idulfitri yang bisa menjadi ajang silaturahmi dan pencarian jodoh masyarakat. Festival itu dilaksanakan di lapangan Lamedadi, Kelurahan Tolandona, Kecamatan Sangia Wambulu, Kabupaten Buton Tengah.
“Festival Kande kandea diawali dengan pertunjukan tari-tarian seperti tari La Naga, tari manca, tari aumane dan tari wandiundiu. Tradisi ini merupakan pesta rakyat tahunan yang sudah dilakukan sejak masa Kesultanan Buton tahun 1597 di masa kepemimpinan Sultan Buton ke IV, Sultan Dayanu Ikhsanuddin,” ujar Sekretaris Daerah Buton Tengah, Kostantinus Bukide.
Kostantinus Bukide menjelaskan bahwa tradisi Kande-kandea ini telah masuk dalam kalender nasional event Nusantara yang ditetapkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Namun untuk tradisi kande kandea atau makan bersama ini pihak pemerintah telah mengemasnya dalam bentuk festival.
Kande-kandea pada awalnya digelar atas prakarsa Sultan Dayanu Ikhsanuddin untuk menyambut empat ksatria Kesultanan Buton asal Tolandona yang baru pulang dari medan perang pada tahun 1597. Kande-kandea ini digelar sebagai bentuk penghargaan kesultanan terhadap para ksatria dan prajuritnya yang berhasil memenangkan peperangan.
“Seiring perkembangan zaman, tradisi yang rutin digelar seminggu setelah lebaran idul fitri, kini menjadi ajang silaturahmi dan juga menjadi ajang pencarian jodoh masyarakat setempat,” tambahnya.
Uniknya dalam tradisi makan bersama ini, para tamu akan disuapi oleh gadis gadis penunggu talang yang bertugas melayani para tamu, setelah acara makan selesai, maka para tamu akan memberikan sejumlah uang atau dalam masyarakat setempat disebut pasali sebagai bentuk penghargaan atas pelayanan gadis penunggu talang.
Load more