Mamuju, tvOnenews.com - Pertengahan tahun kasus DBD di Mamuju, Sulawesi Barat, meningkat tajam. Kasus DBD awal bulan Juni ini sudah mencapai 102 kasus. Akibat tingginya kasus DBD di Mamuju, 1 orang meninggal dunia.
"Sejak sebulan terakhir ini kasus DBD di wilayah Mamuju mengalami peningkatan yang tajam. Kasus DBD mencapai 102 kasus, 1 orang korban meninggal dunia," ungkap Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Pemkab Mamuju, Alamsyah, Selasa (6/5/2023).
Lanjut Alamsyah, kasus DBD ini meningkat tajam di 2 kecamatan, yakni Kecamatan Simboro dan Kecamatan Mamuju. Untuk mengantisipasi semakin tingginya kasus DBD pihak Dinas Kesehatan Pemkab Mamuju, menggalakkan fogging di lokasi yang dianggap rawan penyebaran nyamuk penyebab DBD.
"Kami dari Dinas Kesehatan Mamuju, sudah melakukan pencegahan namun kasus DBD terus mengalami trend peningkatan," ujarnya.
Lebih jauh Alamsyah menjelaskan, pihak dinas sudah berupaya untuk menekan kasus DBD bahkan pihak dinas kesehatan sudah memberikan kepada masyarakat abate untuk membunuh jentik-jentik nyamuk.
Ironisnya masyarakat tidak mendukung program dinas kesehatan untuk membasmi jentik nyamuk penyebar DBD tersebut.
"Saya berharap agar masyarakat ikut serta membantu dinas kesehatan untuk menekan kasus DBD yang trendnya semakin meningkat. Masyarakat seharusnya membersihkan lingkungannya dari sampah yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk aedes aegypti," katanya.
Menyinggung soal penyebab semakin tingginya trend kenaikan kasus DBD di Mamuju, menurut, Alamsyah penyebab utama tingginya kasus DBD di Mamuju karena faktor cuaca yang tengah pancaroba.
"Saat ini cuaca di Mamuju dalam masa pancaroba akibatnya perkembang biakan nyamuk aedes aegypti sangat cepat. Kalau tidak cepat dibasmi jentik nyamuk maka akan menjadi penyebar kasus DBD," ujarnya.
Meskipun saat ini trend peningkatan kasus DBD di Mamuju mengalami lonjakan tajam namun Dinas Kesejatan Mamuju menjadikan kasus DBD dalam Kondisi Luar Biasa (KLB).(gki/ask)
Load more