Ia juga membandingkan kondisi pengusaha di Sulawesi Selatan tahun 1960 hingga 1970an. Saat itu, banyak pengusaha-pengusaha yang tingkat pendidikannya hanya sampai SMA. Sebagian bahkan tidak lulus SD. Mereka juga tidak pernah ikut-ikut seminar seperti sekarang.
"Makanya saya juga kurang sreg dengan seminar, sebab makin banyak dibicarakan, makin banyak ongkosnya, makin tidak dilaksanakan. Dan perlu saya tegaskan, tidak ada negara maju dari seminar," paparnya
Olehnya itu, JK kembali menegaskan, kunci menjadi pengusaha adalah kerja keras, semangat, pengetahuan dan mengetahui produknya. "Jika itu dipadukan maka saya yakin akan maju dan berkembang," tegas JK.
JK kemudian menasehati, bahwa Islam memiliki kelebihan dibanding yang lainnya. Pasalnya agama telah mengajarkan untuk mengikuti sunnah Rasulullah Muhammad SAW. Bagi JK, Nabi Muhammad berlatar belakang seorang pedagang. Sehingga tidak ada alasan bagi ummatnya untuk tidak mengikuti Rasulullah tersebut dengan menjadi pengusaha.
Selain itu, lanjut JK, Islam juga memiliki pedoman yang dikenal rukun Islam. Dalam rukun itu pencapaian tertinggi adalah rukun Islam ke empat dan kelima, yaitu membayar zakat dan melaksanakan haji. Ironisnya, mayoritas umat Islam di Indonesia tidak mampu menyempurnakan lima rukun itu.
"Itu berarti umat Islam dituntut untuk kaya sebab anda tidak akan bisa bayar zakat dan naik haji jika tidak kaya. Sekarang silahkan berniat untuk berusaha dan kaya dengan catatan untuk beribadah," pungkasnya.
(mnr/asm)
Load more