Iptu Kaharuddin menjelaskan, buntut insiden pengeroyokan ini terjadi lantaran korban diduga merusak fasilitas perpipaan air yang mengalir ke rumah warga.
Setelah pengrusakan terjadi, Sang Kades dan kawan-kawannya yang sudah naik pitam langsung mendatangi korban dan menghajarnya hingga babak belur.
"Pemilik adalah pemerintah, jadi disana itu adalah fasilitas umum dan disitu dugaan pengrusakan dan penganiaayan korban," ungkap Kaharuddin.
Meski begitu, pihaknya hingga kini belum berani memastikan hal tersebut. Sebab, pemeriksaan saksi-saksi dan alat bukti yang ada belum rampung.
Namun jika menelisik dari laporan polisi, lanjutnya Kaharuddin, korban dianiaya lebih dari satu orang.
"Saya lihat di LP Lebih dari satu orang. Ya dugaan memang pengeroyokan seperti itu karena lebih dari satu orang pelaku namun itu harus difaktakan melalui hasil penyelidikan," katanya.
Sementara itu, korban Bakkasa Daeng Raja menuturkan jika fasilitas umum (sumur) tersebut merupakan lokasinya yang dikuasai oleh sang kades.
Load more