Luwu, tvOnenews.com - Seorang murid Sekolah Dasar Negeri di Luwu, Sulawesi Selatan jadi viral lantaran tidak diikutkan sebagai peserta gerak jalan indah dalam rangka HUT Kemerdekaan RI ke 78 tahun.
Dalam video berdurasi 4 detik yang viral tersebut, terlihat seorang murid SD menggunakan seragam SD merah putih dengan kerudung putih dan pita merah putih, terlihat berdiri di samping sepeda motor dengan wajah tertunduk. Murid ini adalah seorang peserta gerak jalan indah yang dijadikan pasukan cadangan.
Irawati Abdullah, ibu kandung dari murid tersebut lalu memposting kekecewaannya di sosial media facebook, postingan ini kemudian banjir komentar dan mengundang perhatian warganet.
"Kecewa-kecewa banget, katanya sekolah percontohan, tapi tidak punya hati nurani pada anak-anak, masa tega sudah sebulan latihan, korban waktu, tenaga, materi pas hari pelaksanaan hanya dijadikan cadangan disuruh ikut di belakang teman-temannya jalan sendiri. Hei ibu-ibu yang terhormat, mau gerak jalan sampai di mana, sampai pakai cadangan di hari pelaksanaan, mau terima apa kalau dapat juara, teganya kalian perlakukan begitu, gerak jalan sendiri, bikin down hati anak saya, mana hati nuranimu ibu-ibu cantik atau gara-gara beli sepatu di luar, bukan di sekolahmu, makanya anaku kalian anaktirikan, kenapa kalau sudah cukup pesertanya, anaku kalian masih ikutkan latihan dan disuruh beli perlengkapan, guru tak berperasaan," tulis Irawati Abdullah di laman akun facebooknya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Luwu, Hasbullah bin Mush pun bereaksi. Hasbullah berjanji akan sesegera mungkin menindaklanjuti keluhan orang tua siswa tersebut.
"Saat ini juga langsung saya perintahkan korwilnya untuk panggil kepala sekolahnya dan menghadap ke dinas pendidikan saat ini juga. Dan kami minta jika sekolahnya ikut pada tingkat kabupaten, agar anak kita tadi diikutkan," kata Hasbullah.
Hasbullah menambahkan, setelah ditelusuri, murid SD tadi berasal dari SDN 231 Asompereng, Kecamatan Ponrang.
Ismail Wahid, tokoh pemuda di Luwu, mengatakan anak tadi pasti mengalami trauma dan kecewa berat, sehingga menurut dia, harus dilakukan pendampingan dan trauma healing.
"Ini serius dan pasti menimbulkan trauma. Anak-anak kita ini harus dihargai semangatnya diberikan motivasi sebagai apresiasi generasi muda dalam memeriahkan hari kemerdekaan," kata Ismail Wahid, Senin (14/8/2023).
"Bukan justru dibuat kecewa, dan saya juga berterima kasih kepada Kadis Pendidikan yang tanggap dan langsung merespon peristiwa ini, semoga kedepannya tidak terjadi lagi," ujarnya.
Ismail kemudian berharap ketegasan dinas terkait, khususnya dinas pendidikan untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh pada pelaksanaan gerak jalan indah di tahun-tahun berikutnya.
(has/mtr).
Load more