Konawe Selatan, tvOnenews.com - Seorang nelayan asal Desa Cempedak, Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) bernama Maco (39) meninggal dunia setelah menjadi korban penembakan, Jumat (24/11/2024). Ada sejumlah luka di dada dan tangan yang dialami korban.
Dari foto yang diterima media, sebuah lubang berdiameter kecil terdapat di bagian dada kanan atas korban. Kemudian, ada juga bekas luka di lutut korban. Sementara, di bagian pergelangan tangan kanan tampak ada luka sayatan yang cukup besar. Namun penyebab dari luka sayatan tersebut hingga kini belum diketahui.
Tak hanya Maco, tiga rekannya juga mengalami luka tembak namun nyawa mereka tertolong yang kini masih menjalani perawatan di RS Santa Anna Kendari usai dirujuk dari puskesmas di Konawe Selatan. Mereka adalah Putra, Alung dan Ucok.
Orang tua korban selamat bernama Rustam Hamid menjelaskan saat itu anaknya bersama tiga rekannya hendak mencari ikan di perairan cempedak.
"Kejadiannya itu sekitar jam 2 subuh tadi pak mereka biasa cari ikan di luar pulau cempedak," katanya.
Namun tiba-tiba, lanjut Rustam terdengar suara letusan sebanyak 4 kali hingga membuat warga terbangun.
"Ada empat kali letusan, terdengar sampai di kampung, bangun semua orang kampung. Setelah itu sekitar 3 jam kita dengar lagi orang teriak minta tolong, kita cekmi dan langsung kita tolong," pungkasnya.
Berdasarkan informasi yang didapat, ke empat korban itu diduga terkena tembakan oleh oknum Personel Polairud Polda Sultra yang tengah melakukan patroli di wilayah perairan cempedak.
Ditapolairud Polda Sultra, Kombes Pol Faisal Florentinus Napitupulu yang ditemui di RS membenarkan adanya peristiwa tersebut. Meski begitu, pihaknya belum bisa memastikan personel polisi yang melakukan penembakan.
Menurutnya, saat itu ada giat patroli yang dilakukan aparat Polairud Polda Sultra untuk menangkap nelayan yang akan melakukan pengeboman ikan. Pihaknya juga sudah mengamankan barang bukti bahan peledak dan 1 unit perahu.
“Laporan anggota kami, diduga para korban yang tertembak ini adalah para pelaku bom ikan. Anggota kami mendapatkan informasi, datang ke TKP mereka melakukan perlawanan,” katanya.
Meski begiu, Faisal Florentinus berjanji akan terus menyelidiki kasus ini yang diduga melibatkan personelnya.
"Sudah kami koordinasi sama Bidpropam untuk menyelidiki kasus ini. Kami juga tak segan memberikan sanksi apabila ditemukan pelanggaran prosedur," tegasnya.
Selain melakukan penyelidikan, pihak Polairud juga telah menyita sejumlah barnagbukti yang ditemukan di lokasi, yakni perahu dan bahan peledak milik para nelayan tersebut.
Saat ini korban selamat masih menjalani perawatan di RS SantaAnna Kendari, sementara korban meninggal dunia akan diserahkan ke pihak keluarga usai menjalani visum.
Load more