Baubau, tvOnenews.com - Pj Walikota Baubau, Rasman Manafi, membantah harga cabai di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, tembus hingga Rp 450 Ribu, meskipun sumber datanya dari sejumlah pedagang cabai di pasar yang kesehariannya bergelut dengan penjualan cabai.
"Berapa, 450, ah tidak tidak, survei dimana itu, tidak ada itu, datanya salah itu," kata Rasman, saat dijumpai usai kegiatan lounching tanam cabai, Jumat (8/12/2023).
Menurutnya untuk mendapatkan data sebaiknya tidak hanya bertanya pada satu orang agar data yang didapatkan betul-betul valid.
Sebelumnya diberitakan sejak tiga bulan terakhir harga cabai ini terus mengalami kenaikan dengan harga yang bervariasi tergantung jenis cabainya. Seperti cabai putih dan cabai kristal dari harga semula Rp 30 ribu perkilo gram kini naik hingga Rp 130 ribu perkilogramnya.
"Sekarang tambah mahal cabai, kemudian susah dapatnya, seperti ini cabai keriting, sekarang harganya Rp 60 ribu, padahal sebelumnya hanya Rp 15 ribu perkilogram, " ungkap Tia, salah satu pedagang cabai di pasar Wameo, Kota Baubau.
Pedagang lainnya mengatakan kenaikan harga tertinggi terjadi pada cabai rawit kecil atau disebut juga cabai padi yang dalam tiga bulan terakhir ini beberapa kali mengalami kenaikan.
"Lombo (cabai) padi ini yang paling mahal harganya sekarang Rp 450 ribu perkilonya tapi sekarang susah didapatkan, sudah langka, pastilah kita kekurangan pembeli karena terlalu mahal, " kata Musnia, pedagang cabai yang ditemui, Kamis pagi (7/12/2023)
Menurutnya cabai rawit ini salah satu komoditas cabai yang paling banyak dicari namun cabai jenis ini kini langka di pasaran. Meski kebutuhan cabai cukup tinggi di Kota Baubau, namun akibat kenaikan harga ini berdampak pada daya beli masyarakat berkurang yang berimbas pada menurunnya omset pedagang.
"Lombo (cabai) padi ini yang paling mahal tapi sekarang susah didapatkan, sudah langka, pastilah kita kekurangan pembeli karena terlalu mahal, " kata Musnia. (jai/frd)
Load more