Takalar, tvOnenews.com - Beredar sebuah video Viral dimana Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Takalar diduga sedang mengkampanyekan salah satu Cawapres saat berpidato di hadapan ratusan guru saat acara rembuk Guru yang diadakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Takalar.
Rembuk Guru itu berlangsung di rumah adat Balla Lompoa, yang berlokasi di Kelurahan Kalabbirang, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, di samping Rujab Bupati Takalar, pada hari Rabu (10/1//2024) lalu.
Didalam rekaman video yang beredar viral dengan berdurasi 5 menit lewat satu detik itu, terdengar Sekda Takalar diduga mengkampanyekan anak Presiden Jokowi Dodo dihadapan ratusan guru saat membahas P3k dan pengangkatan CPNS.
Dimana Sekda Takalar menyebutkan janji presiden Joko Widodo yang akan mengangkat ribuan CPNS jika Anaknya terpilih di Pilpres tahun 2024 ini.
"Syukur sekali ini, Pemerintah Kabupaten Takalar pro terhadap P3k yang ada, tapi yang belum terangkat, mohon maaf, tunggu pengangkatan CPNS," kata Sekda Takalar dalam pidatonya.
"Pak Jokowi sudah janjikan, kalau anaknya menang, insya Allah akan dilanjutkan program pengangkatan CPNS jutaan, itu harus di apresiasi, pengangkatan CPNS kita butuh. Guru-guru ini kurang, Tapi kita tidak mau menambah beban APBD, kita maunya anggaran dari pusat bertambah untuk penggajian P3K," sambungnya, sembari para guru bersorak saat Sekda Takalar menyebutkan nama anak presiden Jokowi Dodo menang di pilpres 2024 mendatang.
Menanggapi video yang beredar viral di media sosial, Sekda Takalar, Hasbi angkat bicara.
Hasbi menjelaskan jika pada waktu itu, ia menghadiri rembuk Guru tingkatan Kabupaten Takalar, dimana ratusan guru baik PNS maupun p3k hadir ti tempat tersebut.
"Jadi ada yang beberapa diundang, termasuk ketua DPRD Takalar, termasuk yang mengundang adalah Kepala Dinas pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Takalar," kata Hasbi, Senin (15/1/2024).
Pada acara tersebut, terjadi tanya jawab antara guru ke sekda Takalar terkait nasib para guru yang belum terangkat.
"Terjadi tanya jawab yang cukup panjang, salah satu pertanyaan guru adalah, bagaimana nasib guru seperti P3k dan honor yang belum terangkat, sementara dari data guru di Takalar yang belum terangkat masih banyak," sebutnya.
"Kemudian saya mengatakan jika nanti akan ada kelanjutan pengangkatan CPNS sesuai dengan kutipan apa yang disampaikan oleh presiden Jokowi ke media sosial, dimana diumumkan secara resmi bahwa akan melanjutkan pengangkatan CPNS jutaan formasi. Itu yang saya sampaikan, tidak ada ajakan memilih pasangan calon tertentu baik menyebut angka maupun paslonnya," sambung Hasbi.
Justru, kata Sekda Takalar, apa yang disampaikan dihadapan para guru adalah, murni menyampaikan ke P3K yang cemas dan merasa terkait nasibnya yang tidak menentu.
Sekda Takalar juga mengaku, jika video yang viral itu, adalah sebuah video yang dipotong lalu disebarkan ke media sosial.
"Saya menegaskan jika apa yang saya sampaikan gaya mengutip dari presiden Jokowi jika kepemimpinannya berlanjut, maka program pemerintah pengangkatan jutaan CPNS akan berlajut," tegasnya.
Sementara itu, ketua Bawaslu Kabupaten Takalar, Nellyati, menjelaskan, jika video Sekda Takalar tersebut baru ia dapatkan melalui grup WhatsApp yang beredar luas.
"Sementara kami lakukan proses penanganan awal, kami akan melakukan diskusi secara internal di kelembagaan kami untuk menentukan langkah-langkah apa yang akan kami ambil dalam merespon video tersebut," kata Nellyati, saat di temui di kantor Bawaslu Takalar di jalan syekh Yusuf, Kelurahan Kalabbirang, kecamatan Pattallassang, Kabupaten Takalar.
"Karena ini adalah informasi awal, maka kami akan membentuk tim penelusuran, mencari fakta-fakta yang sesungguhnya," sambungnya.
Terkait isi video tersebut, Ketua Bawaslu Takalar yang kerap disapa Nely mengaku belum bisa berkomentar banyak sebelum mendapatkan fakta-fakta nya.
"Untuk sementara kami masih belum bisa berkomentar banyak, karena kami ingin melihat dan mencari video utuh. Ada banyak hal harus kami lakukan sebelum memutuskan dan berargumentasi terkait video itu, apakah memenuhi unsur kampanye atau tidak," tutur Nely.
"Sejauh ini belum ada yang melakukan pelaporan terkait video Sekda Takalar yang beredar luas itu, tentu akan beda mekanisme penanganannya jika ada yang melaporkan," tutupnya.
(itg/asm)
Load more