Makassar, tvOnenews.com - Seorang santri di salah satu Pondok Pesantren (Ponpes) di Makassar berinisial AAD (14) diduga menjadi korban kekerasan oleh oknum seniornya di Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (20/2/2024).
"Keponakan saya ini meninggal akibat mengalami kekerasan yang dilakukan di Pondok Pesantren namun dirinya dan orang tua korban tidak mengetahui kapan peristiwa kekerasan itu terjadi terhadap korban," ujar Paman Korban, Rizaldi saat di komfirmasi tvOnenews.com.
Paman korban menceritakan AAD menghembuskan nafas terakhirnya Selasa dini hari (20/2/2024) sekitar pukul 01.00 Wita di RS Grestelina, Jalan Hertasning, Makassar setelah menjalani operasi akibat kekerasan yang dialaminya.
"Keponakan saya itu diketahui mengalami kekerasan setelah diberi tau pihak pondok pesantren ke saudara perempuan saya bahwa anaknya sedang dalam perawatan pihak klinik di pesantren," ungkap Rizaldi.
Dijelaskannya, keluarga mendapatkan kabar dari pihak pondok pesantren tentang kondisi korban yang terus memburuk setelah mendapat kekerasan dari pelaku yang juga seniornya di Ponpes itu.
Rizaldi menjelaskan korban mengalami kejang-kejang saat masih di klinik pondok pesantren. Lalu pihak pesantren menghubungi keluarga korban agar AAD dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan tindakan medis lanjutan.
"Korban mengalami kejang kejang sehingga Kamis 8 Februari lalu keponakan saya itu dilarikan ke rumah sakit (RS) Grestelina,"ucap Rizaldi.
Pihak keluarga juga menyayangkan pihak Ponpes seolah-olah ingin mengaburkan persoalan ini.
"Mereka sempat menanyakan soal BPJS, Apakah keluarga korban ikut program BPJS. Dikatakan tidak memiliki BPJS," ucapnya.
"Alasan mempertanyakan BPJS dengan dalih biaya operasi pecahnya pembuluh darah di bagian otak itu sangat mahal. Bahkan yang sangat aneh itu pihak pesantren menawarkan diri untuk mengurus BPJS keluarga korban," lanjutnya.
Dijelaskan kembali oleh Rizaldi bahwa keluarga korban menolak tawaran pihak Ponps Dikarenakan pihak mereka seolah-olah ingin menutupi persoalan.
"Pihak keluarga menolak tawaran pihak Ponpes Al Imam Ashim. Masa dikatakan oleh mereka tujuan dibuatkan BPJS agar pihak keluarga tidak membayar mahal biaya operasi. Kemudian mereka katakan agar klaim BPJS dapat dibayar kronologis kejadian diubah diganti dengan kecelakaan. Tentu kami keluarga korban menolak itu," tegas Paman korban
Paman korban mengaku pihak keluarga telah melaporkan resmi atas tindakan kekerasan itu ke pihak Polrestabes Makassar.
"Sudah dilakukan laporan kekerasan terhadap anak dibawa umur di Polrestabes makassar. Dan telah dilakukan olah kejadian tempat perkara," imbuh Rizaldi.
Informasi yang didapatkan oleh tvOnenews.com, pihak keluarga juga akan melakukan pemakaman di kabupaten Pangkep siang ini.
Hingga berita ini ditulis pihak Ponpes yang dimaksud belum memberikan konfirmasi apapun. (mnr/frd).
Load more