Wakatobi, tvOnenews.com - Seorang nelayan di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, tewas mengenaskan usai bom yang hendak digunakan menangkap ikan meledak di tangannya sendiri. Korban yang sempat tenggelam ditemukan dalam kondisi jasad tidak utuh sehari setelah kejadian.
Setelah dilakukan pencarian selama selama kurang lebih 20 jam, korban ledakan bom ikan di perairan Desa Mola Utara, Kecamatan Wangi-wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi, yang sempat tenggelam hilang pada Selasa (2/7/2024) siang, ditemukan dalam kondisi mengenaskan pada Rabu (3/7/2024) pagi.
Proses evakuasi berlangsung dramatis, puluhan warga berupaya mengangkat korban ke atas perahu untuk dievakuasi ke daratan. Korban ditemukan dengan kondisi tangan kanan terputus, paha hingga lutut kaki kanan hancur dan terdapat luka bakar pada wajah. Sejumlah keluarga korban histeris melihat kondisi jasad korban yang sudah tidak utuh.
Sehari sebelumnya warga mendengar suara ledakan di perairan Desa Mola Utara yang berjarak 500 meter dari bibir pantai, disaat yang bersamaan terlihat sebuah perahu melayang ke udara. Warga sempat melihat korban saat terjadinya ledakan. Diduga korban belum sempat melemparkan bom ke laut hingga meledak ditangannya sendiri.
Sejumlah personil Satpolairud Polres Wakatobi yang dipimpin Ipda La Ode Kayfulani Usman langsung mendatangi lokasi kejadian usai menerima laporan untuk melakukan pencarian bersama warga dan keluarga korban.
Menurut Kasat Polairud Polres, Ipda La Ode Kayfulani Usman, saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait insiden ledakan bom ikan yang menelan satu korban jiwa. Mengingat aktivitas menangkap ikan menggunakan bahan peledak merupakan tindak pidana. Untuk mengantisipasi kejadian serupa, lanjut Kayfulani, pihaknya kini makin gencar melakukan sosialisasi terkait bahaya penggunakan bahan peledak dalam menangkap ikan.
"Kami masih melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut karena ini merupakan tindak pidana dan sesuai arahan pimpinan, kami juga fokus melakukan sosialisasi terkait bahaya penggunaan bahan peledak karena selain dapat membahayakan nyawa, tindakan tersebut juga dapat merusak lingkungan atau ekosistim laut, "terang Kayfulani.
Saat ini korban ledakan bom telah dimakamkan oleh pihak keluarga di pemakaman desa setempat. Berdasarkan data Satpolairud Polres Wakatobi, sejak awal tahun 2023 hingga Juli 2024, sedikitnya sudah tiga nyawa melayang akibat bom ikan. (jai/frd)
Load more