Buton, tvOnenews.com - Perihatin dengan tingginya buta aksara akibat kurangnya minat belajar anak-anak nelayan, seorang anggota kepolisian di Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, menjadi relawan guru di sebuah Sekolah Dasar (SD) di desa terpencil.
Aiptu Mardiyanto Putro Mudakir merupakan seorang anggota kepolisian Polres Buton yang bertugas sebagai Kanit Binmas di Polsek Lasalimu, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara. Sejak pagi Aiptu Mardiyanto sudah meninggalkan rumah menuju Sekolah Dasar Negeri 120 Satu Atap Buton di Desa Benteng, Kecamatan Lasalimu, Kabupaten Buton, dengan menempuh jarak sejauh 27 kilometer dari rumahnya di Kelurahan Watumotobe, Kecamatan Kapontori.
Untuk mencapai sekolah dasar tempatnya mengajar, Aiptu Mardiyanto bersama para guru yang lain harus menumpang perahu katinting menyusuri sungai sejauh 2 Kilometer dengan waktu tempuh selama 15 menit. Sesampainya di tujuan, tidak jarang Aiptu Mardiyanto harus menjemput anak-anak didiknya di rumah masing-masing agar mereka mau ke sekolah. Kondisi ini terjadi lantaran kurangnya minat anak-anak untuk belajar serta kurangnya perhatian orang tua, anak-anak nelayan ini lebih memilih bermain di laut sepanjang hari. Kondisi ini menyebabkan mayoritas anak-anak dan orang tua di kampung nelayan bajau desa Benteng mengalami buta aksara.
Aiptu Mardiyanto bersama para guru yang lain harus menumpang perahu katinting menyusuri sungai.
Sejak setahun ini Aiptu Mardiyanto mendedikasikan dirinya sebagai tenaga pengajar tanpa bayaran. Aiptu Mardiyanto mendapat jatah mengajar sebanyak tiga sampai empat kali pertemuan dalam seminggu di SD Negeri 120 Satap Buton.
Dengan penuh kesabaran Aiptu Mardiyanto mengajar para murid SD ini belajar membaca dan menulis. Berbagai trik dilakukannya agar anak-anak tetap semangat untuk bersekolah, salah satunya sesekali membagikan hadiah seperti buku tulis dan susu. Tidak hanya itu Aiptu Mardiyanto juga kerap mengajak anak-anak memancing dan rekreasi di tempat-tempat wisata yang belum pernah mereka kunjungi.
Aiptu Mardiyanto mengajar para murid SD ini belajar membaca dan menulis.
"Awalnya saya mendengar informasi dari teman-teman guru bahwa anak-anak kita ini tidak terlalu punya semangat untuk hadir ke sekolah apa lagi minat belajar sangat kurang, sehingga saya mempersiapkan segala hal bagaimana trik-trik agar anak-anak ini bisa semangat sekolah, salah satunya saya menyampaikan bahwa bagi anak-anak yang rajin sekolah dan rajin belajar akan saya kasi hadiah seperti susu dan buku tulis, kadang juga saya ajak mereka memancing dan jalan-jalan, "ujar Aiptu Mardiyanto.
Aiptu Mardiyanto melakukan berbagai cara untuk memotivasi anak-anak didiknya agar lebih rajin ke sekolah, salah satunya dengan melakukan pendekatan tidak hanya sebagai polisi dan guru, namun Aiptu Mardiyanto bisa menjadi sahabat bagi anak-anak didiknya.
"Saya melakukan berbagai bentuk pendekatan untuk bisa menjadi sahabat mereka agar tidak ada jarak antara saya dengan anak-anak ini, karena para orang tua disini belum sepenuhnya memahami tentang pentingnya pendidikan, sementara anak-anak disini kebanyakan belum bisa baca tulis, "ungkapnya.
Menurut Kepala SD Negeri 120 Satap Buton, La Saripi, sekolah dasar ini tidak memiliki guru yang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN), hal ini menjadi salah satu kendala dalam peningkatan pendidikan di sekolah yang ia pimpin. Lanjut La Saripi, semua guru yang mengajar di sekolah tersebut masih berstatus guru honorer. La Saripi mengakui sebagai guru honorer tentu memiliki kelemahan keterbatasan lantaran berkaitan dengan kesejahteraan.
"Di sini ini tidak ada guru ASN, semua guru honorer yang memiliki keterbatasan apa lagi ini desa terpencil, "keluhnya.
Namun dengan kehadiran Aiptu Mardiyanto sebagai relawan guru dinilai memberi kontribusi besar bagi perkembangan pendidikan di sekolah tersebut. Hal ini terlihat dari perubahan prilaku anak- anak kampung nelayan yang kini selalu hadir di sekolah tepat waktu dan lebih fokus dalam menerima pelajaran.
"Alhamdulillah sudah setahun ini beliau bersama kami dan sangat membantu kami dalam memberikan pendidikan bagi anak-anak khususnya pelajaran membaca dan menulis, kami sangat berterimakasih kepada beliau, "pungkasnya.
Berkat kegigihan dan ketekunan Aiptu Mardiyanto dalam upayanya memberantas buta aksara dengan memotivasi kemauan belajar anak, kini anak-anak kampung nelayan bajau di Desa Benteng lebih bersemangat untuk bersekolah dan semakin giat belajar. (jai/frd)
Load more