Mamuju, Sulawesi Barat - Ratusan perahu nelayan di Pelabuhan Nelayan di Sungai Mamuju, Sabtu, (22/1/2022) tidak keluar melaut, hal itu dipicu akibat sejak sepekan terakhir ini, angin kencang dan gelombang tinggi melanda perairan Mamuju, Sulbar, akibatnya nelayan takut melaut. Menurut salah seorang nelayan di Lingkungan Kasiwa, Sudirman, selama kondisi cuaca buruk melanda perairan Mamuju sejak sepekan terakhir ini, nelayan kini tidak melaut.
"Ada nelayan yang nekat melaut pada musim cuaca buruk ini, namun hasil tangkapan ikannya hanya mampu untuk membiayai biaya operasional keluar melaut saja," kata Sudirman yang ditemui di pelabuhan nelayan Sungai Mamuju.
Ratusan nelayan juga malas melaut karena dipicu akibat minimnya ikan yang berada di rompon milik nelayan. Minimnya ikan di rompon mengakibatkan hasil tangkapan nelayan juga berkurang. Untuk memenuhi kebutuhan sehari hari, sebagian nelayan kini terpaksa beralih profesi. Ada bekerja sebagai buruh bangunan, ada juga yang bekerja sebagai tukang ojek.
Menurut Iming, salah seorang nelayan yang beralih profesi sebagai buruh bangunan, dia sudah beberapa hari ini terpaksa bekerja sebagai buruh bangunan karena sejak sepekan terakhir ini sudah tidak pergi melaut.
"Kalo saya tidak bekerja, menunggu cuaca normal baru pergi melaut, dengan apa saya kasih makan keluarga saya," keluh Iming.
Akibat cuaca buruk tersebut juga memicu kenaikan harga ikan di pasar tradisional. Harga ikan Tongkol yang biasanya hanya berkisaran Rp20.000 per kilo, kini melonjak menjadi Rp45.000 per kilo.
Saat ini ratusan nelayan di Mamuju hanya bisa berharap agar cuaca buruk secepatnya kembali normal agar mereka bisa kembali melaut. Mereka juga berharap agar ada perhatian dari pemerintah setempat terhadap nasib mereka.(Gusni Kardi/Ask)
Load more