Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan - Rokok linting atau (Tembakau) semakin ngetren di kalangan pecandu rokok di Kabupaten Sinjai. Menurut Ida, salah satu pedagang tembakau di Pasar Sentral Sinjai, tren rokok linting (tembakau) di kalangan remaja, bersamaan meroketnya harga rokok kemasan di pasaran akibat kenaikan cukai tembakau.
"Pasca pemerintah menaikkan harga rokok, penjualan tembakau laris manis, pasalnya aktivitas melinting rokok yang biasanya dilakukan kalangan orang lanjut usia (lansia) kini merambah anak muda dan satu kesyukuran bagi saya selaku penjual, mengingat banyak pengusaha yang berkeluh kesah terkait pendapatan di masa Pandemi Covid-19," ujarnya, Selasa (1/2/2022).
Dijelaskannya, harga satu Ico timpo (tembakau dalam tabung bambu khas Kecamatan Sinjai Borong) dibandrol dengan harga yang bervariasi. Pun dengan harga ecerannya.
"Sebelumnya, pendapatan saya sangat pas-pasan, sekarang Alhamdulillah, sehari bisa saya kantongi untung dari penjualan tembakau Rp80 - Rp100 ribu perhari," tambahnya .
"Harganya tergantung dari aroma dan kualitasnya,kalau satu timpo biasa di jual dengan harga Rp80 ribu, itu kualitas medium yah, kalau yang kualitas bagus harganya ratusan, dan sekarang kan penikmatnya kalangan anak muda, biasanya kalau anak muda belinya yang (Gepokan) eceran dengan kualitas bagus," ungkapnya.
Terpisah, Burhan (25) penikmat rokok, mengaku terbiasa merokok, meski menyadari kebiasaan itu tidak baik untuk kesehatannya.
Ia sudah mencoba berhenti, namun selalu gagal karena di lingkungannya, kebiasaan merokok merupakan hal lazim. Untuk mensiasati pengeluarannya, Burhan, beralih ke tembakau yang dilinting sendiri menjadi rokok.
Load more