Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan - Tak memiliki uang untuk membayar jasa mobil ambulans, warga Kelurahan Samataring Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai, Asdar, harus membonceng jenazah bayinya dari RS Pancaitana menuju rumah duka.
“Anak saya ini lahir prematur di RSUD Sinjai, tapi harus dirujuk ke RS Datu Pancaitana, Kabupaten Bone. Sempat mendapat pertolongan tetapi Allah berkehendak lain, anak saya meninggal dunia,” kata Asdar.
Asdar mengaku, saat bayinya dinyatakan meninggal, sudah meminta pihak rumah sakit untuk memberinya keringanan sewa ambulans. Namun, pihak rumah sakit tetap mematok biaya Rp700 ribu, sementara uang dikantongnya hanya Rp600 ribu.
"Saya minta tarifnya dikurangi, karena uang saya hanya Rp600 ribu, tapi pihak rumah sakit bersikeras dengan tarif yang sudah ditentukan Rp.700, padahal cuma kurang Rp.100 ribu, karena tak punya tambahan biaya terpaksa jenazah bayi saya bawa pulang menggunakan motor.” Ungkapnya.
Asdar pun membawa pulang jasad bayinya menggunakan motor ditemani oleh saudaranya dari Rumah Sakit Pancaitana Bone ke kediamannya pada pukul 21.00 malam dan tiba pada pukul 22.30 Wita.
Sementara itu, Kepala Bagian Administrasi Rumah Sakit Pancaitana Bone, Fahruddin menyatakan, jika pihaknya melalui sopir telah menawarkan mobil ambulance untuk mengantar jenazah bayi namun keluarga atau ayah pasien sudah izin membawanya menggunakan sepeda motor.
"Ada usaha sebelumnya untuk menawarkan mobil ambulance kepada keluarga pasien dan bahkan sopir mengejar jenazah bayi untuk diantar namun pihak keluarga menolak," katanya saat dikonfirmasi, tvonenews.com pada Selasa, (1/2/2022).
Fahruddin mengakui, jika insiden ini terjadi karena ada informasi yang terputus sehingga permintaan keluarga pasien untuk biaya pengantaran jenazah diturunkan tidak disampaikan ke manajemen mobil ambulance.
"Kebijakan itu selalu ada yang penting dikomunikasikan. Cuman kekurangan teman-teman yang bertugas saat itu tidak melakukan konfirmasi ke kami apalagi kejadian tersebut pada malam senin dimana masih hari libur," ucapnya.
Sebenarnya, kata Fahruddin, untuk mobil ambulance sering kita gratiskan kepada pengguna yang tidak mampu.
Untuk itu, pihak Rumah Sakit Pancaitana Bone melalui direktur bersama seluruh manajemen meminta maaf atas ketidaknyamanan keluarga pasien yang sesungguhnya hanya karena informasi tidak sampai. Kebijakan RS Pancaitana selalu pro masyarakat karena rumah sakit ini milik pemerintah.
"Insa Allah, kami beserta staf dengan penanggung jawab mobil ambulance akan berkunjung ke rumah duka. Tentu kami punya etikad baik karena ketidaknyamanan pasien adalah tanggung jawab kami." Tutupnya. (Andi Rahmat/mii)
Load more