Bolmong Timur, Sulut - Sam Razak, kakek berusia 72 tahun, warga Desa Modayag Induk, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara ini, akhirnya hanya bisa pasrah setelah dirinya harus kehilangan kaki kanan akibat diamputasi sejak dirinya menjadi korban kecelakaan tabrak lari pada bulan Desember 2020 lebih dari setahun yang lalu.
"Saya sudah beberapa kali meminta bantuan pada pemerintah terutama kaki palsu, namun apa yang saya harap tidak pernah dikabulkan," ujar Kakek Sam Razak.
Dalam mengisi kesehariannya, kakek tua yang sebelumnya menjadi tumpuan hidup bagi istri dan keempat orang anaknya, kini hanya bisa menghabiskan waktu dengan berdiam diri di rumah. Bahkan saat melakukan aktivitas di rumah pun kakek Sam hanya bisa berjalan sambil dibantu kedua tangannya.
Tak hanya itu,untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,kakek Sam Razak hanya bisa mengandalkan sang istri Humiati Darma yang bekerja sebagai penjahit pakaian, terkadang keinginan besar kakek Sam untuk bisa bekerja seperti sedia kala agar bisa membantu memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari kini hanya jadi impian semata.
Lebih parah lagi, dengan kondisi seperti ini kakek Sam Razak sudah beberapa kali meminta bantuan dari pemerintah terutama untuk mendapatkan kaki palsu, namun apa yang menjadi keinginan kakek Sam hanya sebatas impian yang tak pernah terkabulkan. Padahal dengan adanya kaki palsu kakek tua ini bisa kembali beraktifitas seperti sedia kala.
Sebelumnya kakek Sam menceritakan bahwa peristiwa yang ia alami pada bulan Desember tahun 2020 saat dirinya berprofesi sebagai tukang ojek, namun peristiwa kecelakaan justru menimpa dirinya di mana usai mengantar penumpang tiba-tiba kakek Sam ditabrak pengendara lain yang membuat kaki kanan kakek Sam mengalami luka parah dan harus dirawat di rumah sakit.
"Dulu saya bekerja sebagai tukang ojek, namun tiba-tiba saya mengalami kecelakaan dan menjadi korban tabrak lari oleh orang tak dikenal, yang pada akhirnya saya harus dibawa lari ke rumah sakit karena luka parah," tutur kakek Sam.
Lebih parah lagi saat menjalani perawatan di rumah sakit, kakek Sam terus menahan sakit pada bagian kaki kanan hingga pada akhirnya untuk menghindari darah sarafnya naik dan menyebar ke bagian tubuh lain, membuat kakek Sam memilih kaki bagian kanannya diamputasi.
"Saat saya dirawat di rumah sakit, saya terus mengalami rasa sakit pada bagian kaki kanan, sehingga untuk menghindari darah saraf menyebar membuat kaki saya harus diamputasi," lanjut kakek Sam Razak..
Kakek Sam berharap agar dengan kondisinya kakinya seperti ini bisa mendapatkan perhatian penuh baik dari pemerintah desa setempat maupun pemerintah daerah Bolaang Mongondow Timur, apalagi selama ini kakek Sam mengaku dirinya tak pernah merasakan adanya bantuan dari pemerintah daerah melainkan hanya bantuan Covid dari pihak kepolisian. (Rku/Ask)
Load more