Kotamobagu, Sulawesi Utara - Setelah kasus meninggalnya Bintang (13), siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Kota Kotamobagu, mengemuka, pihak sekolah akhirnya angkat bicara kasus bully yang menimpa korban.
Tak hanya itu, kepala sekolah juga menjelaskan bahwa mereka tidak mengetahui jika di sekolah terjadi dugaan penganiayaan tersebut. Pihak sekolah justru baru mengetahui setelah orang tua korban melapor anaknya meninggal karena diduga dianiaya oleh para rekan kelasnya sendiri.
"Kami sebagai pihak sekolah tidak mengetahui hal ini, bahkan pihak sekolah mengetahui setelah orang tua korban melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian," tutur Kepala MTs Intan Safitri Mokodompit
Kendati demikian, sebagai kepala sekolah, Intan mengakui pihaknya lalai dalam mengawasi para muridnya hingga mengakibatkan terjadi dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh sekelompok siswa kepada teman mereka sendiri hingga menimbulkan korban jiwa. Bahkan pihak sekolah juga akan bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
"Kami mengakui ini merupakan kelalaian pihak sekolah, dan kami juga tetap akan bertanggung jawab atas peristiwa ini," ujar kepala sekolah.
Sementara Kepolisian Polres Kota Kotamobagu saat ini belum bisa memberikan keterangan lebih terkait bagaimana pengembangan penanganan kasus penganiyaan tersebut, terutama terkait berapa banyak siswa yang di periksa.
Meski demikian, berdasarkan keterangan Kasi Humas Polres Kotamobagu IPTU I Dewa Adiyatna, polisi telah memeriksa sebanyak 9 siswa pada Senin (13/6/2022). Bahkan dari hasil pemeriksaan, terdapat beberapa siswa yang telah mengakui melakukan pemukulan terhadap korban.
Selain itu, untuk mengetahui penyebab kematian korban, kepolisian masih menunggu hasil autopsi dari Rumah Sakit Bhayangkara Manado hingga dua pekan mendatang. (rku/act)
Load more