Korban menambahkan, saat di rumah si dosen, BA meminta RF keluar untuk membeli makanan. Di rumah itu tersisa korban dan terduga pelaku. Saat ini, keduanya berbincang-bincang. Terduga pelaku tiba-tiba memberikan uang Rp 100 ribu sebagai ucapan terima kasih karena telah membantu membuatkan rekapan nilai.
"Seketika dosen itu memeluk saya dari belakang. Tapi saya diam saja saat itu karena saya ini yatim piatu dan sudah menganggap BA sebagai orangtua saya. Tapi secara spontan dia buka masker saya kemudian cium jidat, pipi kiri dan kanan ku. Setelah itu, dia beralasan mau pergi antar istri. Saya hanya bisa menangis sambil tunggu teman ku pulang cari makan," katanya.
Keesokan harinya atau Senin (18/7), BA kembali mengajak korban R datang ke rumahnya untuk membawakan hasil revisi penilaian. Korban pun pergi ke rumah dosen tersebut tetapi mengajak 2 rekannya inisial ER dam RA.
"Karna saya bawa teman, dosen itu memberikan kode mata ke saya supaya masuk dalam rumah sendiri membawakan hasil revisi nilai itu, sedangkan teman ku menunggu di luar," bebernya.
Tak lama, keduanya (korban dan terduga pelaku) berbincang-bincang. Dosen tersebut juga memarahi korban karena membawa teman. Tetapi, saat itu korban beralasan hanya kebetulan ketemu di jalan.
Selanjutnya, urusan keduanya selesai. Korban R pamit pulang. Usai jabat tangan dan akan menuju pintu, si dosen tiba-tiba membalikan badan korban dan membuka maskernya.
"Tiba-tiba itu dosen itu cium bibir saya, saya spontan dan langsung dorong. Saya langsung keluar dan menangis," pungkasnya.
Load more