Morowali - Komisi VII melakukan kunjungan kerja spesifik yang dipimpin Bambang Haryadi guna mengetahui secara langsung penyebab kebakaran Smelter Nikel PT. Gunbuster Nickel Industry di Morowali Utara.
"Iya kami Komisi VII sudah melihat secara langsung ke lokasi kejadian. Dan kami menduga bahwa kejadian tersebut tidak murni karena kelalaian manusia, tapi cenderung karena permasalahan teknis pada peralatan di smelter tersebut" kata Bambang Haryadi.
"Kami tidak mendapat penjelasan utuh dari pihak perusahaan terkait penyebabnya permasalahan terknis tersebut, karena pucuk pimpinannya tidak ada" ucapnya.
"Pihak Kemenperin yang ikut dalam kunjungan kerja tersebut menyatakan bahwa mereka juga baru mengetahui pasca viral di media sosial, lima hari setelah kejadian. Dan Kemenperin sudah meminta pemeriksaan terkait teknis sejak tanggal 27 Desember 2022, namun ditolak oleh pihak perusahaan" sebut politisi Gerindra itu.
"Komisi VII akan segera mengagendakan untuk memanggil seluruh pihak terkait dalam waktu dekat di masa sidang yang akan dibuka minggu depan, untuk mengklarifikasi terkait permasalahan teknis yang menjadi penyebab kebakaran tersebut. Kami tidak mendapat informasi kapan waktu terakhir perusahaan tersebut melakukan kalibrasi terhadap peralatannya yang merupakan kewajiban untuk menilai kelayakan sebuah peralatan industri" ungkapnya.
"Ini industri pengolahan nikel memiliki risiko kerja tinggi, jadi semua peralatan harus memenuhi standar uji kelayakan untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja karena unsur teknis" kata wakil ketua komisi VII tersebut.
"Usulan dari fraksi fraksi di komisi VII agar dibentuk panja untuk mendalami kejadian ini untuk evaluasi dan pengawasan menyeluruh, karena bisa saja akan terjadi di smelter lainnya. Dan semangat dari komisi VII agar tidak ada korban nyawa akibat permasalahan teknis" ucapnya. (ebs)
Load more