Peternak sapi terpaksa menjual sapi yang sakit tersebut dengan harga murah.
"Ada warga yang menjual sapinya Rp1 juta dan ada pula yang Rp2,5 juta. Terpaksa mereka jual daripada mati begitu saja," bebernya.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Mamuju Amri mengatakan pihaknya belum bisa memastikan apakah ternak sapi tersebut mati karena penyakit jembrana atau penyakit mulut dan kuku (PMK).
"Untuk dugaan awal penyebabnya karena penyakit jembrana jika dilihat dari ciri kematian pada sapi-sapi tersebut," kata Amir.
Amir menjelaskan pihaknya akan turunkan tim untuk mendiagnosa atau mengambil sampelnya dulu agar tahu penyebab kematian sapi itu.
"Tim dokter hewan akan segera turun untuk melakukan pendataan terhadap jumlah sapi yang mati," pungkasnya. (gki/nsi)
Load more