Medan, Sumatera Utara - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merilis data terkait kasus diabetes pada anak yang meningkat 70 kali lipat per Januari 2023. Sebanyak 1.645 pasien anak penderita diabetes tersebar di 13 kota di Indonesia, salah satunya yakni Kota Medan.
Ironisnya, Dinas Kesehatan Kota Medan belum memiliki data jumlah pasti pasien anak penderita diabetes. “Datanya belum ada, tapi kemungkinan kenaikan itu adalah keniscayaan,” ucap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumut, dr Alwi Mujahit Hasibuan saat dihubungi tvonenews.com.
Alwi juga menyebutkan perilaku makan anak-anak zaman sekarang semakin tidak sehat. Salah satu pemicunya adalah jajanan di sekolahan yang seharusnya menjadi perhatian para orang tua untuk memerangi angka diabetes pada anak.
Akibat pola makan yang tidak sehat ini menjadi pemicu utama meningkatnya diabetes yang berakhir dengan obesitas (kegemukan) pada anak dengan rentan usia 10 - 14 tahun (usia anak beranjak remaja).
Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Sumut, Yazid Dimyati, saat dikonfirmasi tidak bisa memberikan jawaban. "Maaf, saya belum bisa,” balasnya melalui pesan singkat WhatsApp.
Terpisah, Prof Dr Aman Bhakti Pulungan, PhD, SpA(K) di Prodia Children's Health Centre with Klinik AP&P Pediatric, Growth and Diabetes Center, Jalan S Parman Medan mengatakan, anak yang menderita diabetes biasanya mengalami gejala berupa sering haus dan sering buang air kecil. Mereka cenderung banyak makan, tetapi berat badannya justru turun, terlihat lelah dan lesu, muncul luka yang sulit disembuhkan, serta warna kulit yang cenderung menghitam.
Ia bahkan mengingatkan kepada para orang tua, bahwa penting untuk mengenali berbagai risiko dan gejala diabetes pada anak, agar kondisi ini tidak terlambat ditangani oleh dokter termasuk tumbuh kembang anak dengan memperhatikan asupan gizi yang seimbang. (sgh/wna)
Load more