"Wajar itu karena pembangunan, tetapi cepat dan lambatnya pengaspalan ini yang mengetahui mereka yang punyak proyek. Elus dada, kalau kami masyarakat ini kalau bisa cepat-cepat di aspal," Harap Baruddin.
Bukan hanya berpengaruh pada akses jalan, namun kesehatan masyarakat juga terancam akibat bekas pembangunan galian drainase.
Dari pantauan lokasi, debu bekas proyek bangunan galian drainase U- Ditch menempel ke rumah masyarakat yang berada di pinggir jalan. Terkadang masyarakat berinisiatif menyiramkan air ke tanah bekas proyek bangunan agar debu tersebut tidak menyebar dan terhirup ke masyarakat setempat.
"Tidak nyamanlah, Abu (Debu), batuk pun datang juga. Kalau menurut aku mengganggu kali lah bagi kesehatan kami yang tinggal di sini, harusnya ini uda bisa diperbaiki seperti semula, uda bisa pengaspalan," kata Sudar.
Sudar warga yang sudah puluhan tahun tinggal di jalan STM ini menjelaskan sejak pembangunan proyek galian drainase aktifitas ekonomi masyarakat juga terhambat.
"Kalau gak salah uda lebih 2 bulan ini ya, kemarinkan aktifitas di sini bekurang karena jalan itu tidak bisa dilewati. Lihat itu orang depan yang punya ruko itu sampai sekarang enggak berjualan karena debu ini juga. Padahal ngontrak itu, setahun berapa," Jelas Sudar.
Dampak pembangunan ini, masyarakat di STM ujung, Kecamatan Medan Johor pun berharap kepada Wali Kota Medan Bobby Afif Nasution kiranya pengaspalan jalan bekas pembangunan galian drainase U- Ditch ini secepatnya terlaksana, agar masyarakat bisa beraktifitas kembali untuk memenuhi ekonomi keluarga serta akses jalan normal dan kesehatan bisa terjaga. (ayr/aag)
Load more