Simalungun, tvOnenews.com - Menko Polhukam Mahfud MD menyebutkan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua pimpinan Egianus Kogoya, pelaku penyanderaan pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens, adalah kelompok separatis atau tikus tikus kecil yang saat ini sudah di ketahui keberadannya dan di kepung oleh tim gabungan dari TNI dan Polri.
Menteri Kordinator Politik Hukum dan Keamanan Mahfud Md menyebut titik koordinat keberadaan Pilot Susi Air yang disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata sudah diketahui.
Selain titik koordinat yang sudah diketahui, lokasi pilot Susi Air berkewarganegaraan Selandia Baru yang disandera oleh KKB ini sudah dikepung oleh aparat gabungan dari TNI dan Polri.
"KKB Pimpinan Egianus Kogoya ini kan tikus tikus kecil, yang jumlah kelompoknya kecil paling ada 15 orang saja, lokasi penyanderaan sudah diketahui, dan sudah di kepung oleh aparat gabungan kita, tapi kita masih tahap pendekatan dan negosiasi," sebut Mahfud MD.
Selanjutnya, Menko Polhukam, menegaskan bahwa penyanderaan pilot Susi Air tidak berkaitan dengan penahanan Lukas Enembe atau pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) di Papua.
“Gak ada hubungannya penyanderaan Pilot Susi Air dengan penahanan Lukas Enembe atau pembentukan DOB, mereka ini KKB sudah lama melakukan aksi kekerasan bersenjata”, sebutnya.
Mahfud Md menegaskan, pelaku penyanderaan terhadap pilot susi air tersebut adalah kelompok kekerasan bersenjata yang sudah lama melakukan kegiatan kekerasan dan menantang tni dan Polri.
Menurutnya, petugas gabungan yang melakukan operasi pembebasan telah mengepung keberadaan kelompok KKB, namun karena adanya permintaan dari pemerintah Selandia Baru kepada Pemerintah RI agar sandera tersebut harus di selamatkan, menurutnya hal tersebut sangat di hargai dalam hubungan kenegaraan.
"Antara Menlu Selandia Baru dan Menlu RI saling kontak dan telepon, untuk meminta agar pilot Susi Air yang berkewarga negaraan Selandia Baru agar segera di bebaskan dengan keadaan selamat”, sebut Mahmud MD.
Selanjutnya Mahfud MD menegaskan, menolak tawaran dari pihak Selandia Baru untuk mendatangkan tim dari Internasional untuk melakukan negosiasi dalam menyelesaikan kasus penyanderaan pilot susi air tersebut.
“Ya, negara Selandia Baru menawarkan untuk mendatangkan tim Internasional guna melakukan negosiasi dengan pihak KKB, tapi tentu saja kita menolak karena kita sendiri tentu bisa menyelesaikan kasus ini. Pemerintah RI bisa menyelesaikan kasus penyanderaan tersebut tanpa perlu campur tangan dari negara asing”, tutup Mahfud MD. (dsg/ade)
Load more