Dari pantauan tvonenews, sejumlah murid memang belajar beratapkan langit, meski beberapa kelas belajar di ruang terbuat dari triplek.
Sementara, menurut Kepala Dinas Pendidikan Pasaman Barat, Agusli, bahwa seluruh murid diberlakukan satu shift dari yang sebelumnya jadi dua shift. Karena itu, ruangan darurat hanya ada empat kelas, jadinya seperti ini.
"Karena semua sekaligus masuk sementara ruangan hanya 4, tentu jadi begini", ujarnya.
Masih lanjut ia menerangkan, pihaknya juga akan mengevaluasi kebijakan sekolah yang memberlakukan satu shift.
"Saya akan minta kembali dua shift, pagi dan siang", tambahnya.
Dinas Pendidikan juga mengklaim, sudah 50 persen sarana dan prasarana pendidikan dasar sudah di rekonstruksi. Namun keterbatasan anggaran menjadi tantangan. Ada 12 sekolah dasar rusak akibat gempa tahun lalu.
"Tahun ini mudah-mudahan bulan mei akan dimulai rekonstruksi sejumlah ruangan yang rusak untuk sebagai lanjutannya", imbuhnya. (dml/aag)
Load more