Bengkulu Utara, tvOnenews.com - Fenomena sayat Lengan yang dilakukan 50-an siswa SMP Bengkulu Utara akhirnya terungkap setelah adanya pendampingan dari Psikiater Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Provinsi Bengkulu.
Disampaikan Ainul Mardiati, persoalan pribadi dari siswa yang selama ini terpendam menjadi awal dari tindakan melukai diri sendiri yang dilakukan oleh siswa SMP di Bengkulu Utara ini. Tampilan atau tontonan di media sosial kemudian diikuti para siswa dengan atau tanpa berfikir panjang, kemudian ini dicurahkan sesuai dengan kondisi atau masalah yang mereka hadapi, tindakan ini kemudian membuat mereka lega atau puas setelah aksi yang dilakukan.
"Dia merasa saat itu teman temannya memposting salah satu akun media sosial, video berisi menyayat tangan, terus dia merasa punya kesal, kecewa, capek saat dia menyayat itu dia merasa persoalan itu telah selesai. Ada kepuasan tersendiri yang mereka lakukan bahwa dengan melakukan itu dia menyelesaikan persoalan," ujar Ainul Mardiati, saat mendampingi para siswa SMP Negeri 1 Bengkulu Utara.
Ia juga mengatakan latar belakang aksi yang dilakukan para siswa dan siswi ini dapat diketahui melalui tes kepribadian. Tes ini dapat menganalisa kepribadian yang dimiliki anak, trauma, kecemasan, percaya diri serta masa lalu.
"Ini sudah terjawab, semata-mata ini adalah persoalan pribadi mereka, yang mereka tuangkan dalam perilaku yang tidak nyaman," sambungnya.
Sementara ini, lanjut Ainul, kondisi siswa yang melakukan aksi melukai diri sendiri ini masih perlu pendampingan khusus secara psikologi, karena mereka juga menjadi korban bullying sehingga membutuhkan dukungan secara moril pasca aksi mereka viral.
"Anak-anak ini perlu pendampingan, karena mereka juga di-bully terus mereka perlu support secara pribadi, itu kami lakukan," pungkasnya. (RGO/LNO)
Load more