Medan, tvOnenews.com - Warga binaan Rutan Kelas I Medan mulai kebanjiran pesanan sepatu dan sendal buatan. Karya yang dihasilkan warga binaan ini merupakan binaan Rumah Tahanan Kelas I Medan yang bertujuan agar warga binaan menjadi lebih produktif dan mandiri jika sudah bebas.
Produksi sepatu dan sendal tersebut sudah berjalan selama tiga bulan terakhir ini. Dalam memproduksi sepatu dan sendal, warga binaan memiliki tugasnya masing-masing.
Menurut Kasubsi Bimker Rutan Kelas I Medan, Tiopan Situmorang mengatakan, menjelang bulan Ramadhan dan lebaran ini, untuk pemesanan sepatu dan sendal produksi warga binaan mengalami kenaikan yang cukup pesat.
"Pesanan menjelang Ramadhan itu meningkat 50 persen, di mana masyarakat mulai mencintai produk buatan Rutan Kelas I Medan," ucap Tiopan Situmorang.
Untuk memasarkan produk karya warga binaan, pihak Rutan menjualnya melalui online dengan nama toko BIMKERRAGUSTA. "Kita juga di galeri yang sudah kita dirikan di Rutan, maka para pengunjung dapat langsung membelinya di sana, dan kita juga ada online shopnya yang langsung dapat dilakukan pemesanan," ujarnya.
Dia menambahkan, setiap bulannya karya warga binaan tersebut mampu terjual hingga ratusan pasang sepatu maupun sendal.
"Sebulan bisa mencapai 150 pasang sepatu maupun sendal, dan pendapatan kita itu nantinya akan dibagi ke warga binaan sebanyak 10 persen, maka dalam sebulan itu kita berikan kepada warga binaan Rp600 ribu hingga Rp700 ribu per bulan untuk satu orang, dan itu kita berikan tidak setiap bulannya. Uang mereka akan kita simpan dan akan kita berikan sewaktu mereka nantinya bebas, agar mereka mempunyai modal jika sudah bebas nanti,” bebernya.
Tiopan menjelaskan, saat ini warga binaan sedang mengejar target produksi sepatu dan sendal sebanyak 350 pasang sesuai pesanan pelanggan. Serta pihak Rutan Kelas I Medan akan melakukan pameran untuk meningkatkan penjualan sepatu dan sendal.
"Sekarang sedang mengejar target produksi, karena kita mau melakukan pameran di kawasan Rutan pada tanggal 24 Maret 2023, bertujuan untuk meningkatkan penjualan pasar hasil produksi warga binaan tersebut," ungkapnya.
Menurut Endrianto, salah satu warga binaan mengaku, tertarik mengikuti pelatihan produksi sepatu dan sendal bersama teman-temannya. Warga binaan yang menjalani lima tahun masa tahanan dengan kasus penyalahgunaan narkoba ini, berharap kemampuannya membuat sepatu dan sendal, kelak menjadi bekal baginya saat bebas.
"Kita mulanya mengikuti pelatihan, kami ada enam orang peserta dalam produksi sepatu ini, dua orang ahlinya dan empat orang kernetnya. Bahan produksinya pun sudah disediakan Rutan dari luar,” bebernya, Kamis (23/3/2023).
Dikatakan Endrianto, dalam proses pembuatan sepatu dan sendal, dia sudah tidak memiliki kesulitan. Dikarenakan sebelumnya ia sudah mempunyai pengalaman dalam pembuatan sepatu dan sendal.
Untuk membuat sepatu maupun sendal, Endrianto hanya membutuhkan waktu selama 1 jam.
"Tidak ada kesulitan, karena sudah ada pengalaman di luar, dan anggota saya ada yang sudah saya ajarin. Satu pasang sepatu atau sendal bisa memakan waktu 1 atau 2 jam, karena keterbatasan alat juga, maka dalam sehari bisa memproduksi hanya 10 sampai 15 pasang," ucapnya. (mss/wna)
Load more