Padang, tvOnenews.com – Sekelompok remaja yang diduga berupaya mencelakai anggota Komisi Penyiaran Darah Indonesia (KPID) Sumatera Barat, Ficky Tri Syahputa, identitasnya sudah dikantongi petugas. Melalui nomor polisi kendaaan pelaku, petugas sudah mencari keberadaan pelaku hingga ke rumahnya.
“Kita sudah mencari remaja tersebut sesuai nomor polisi pada kendaraanya, dan memang dia (pemilik kendaraan) terduga pelaku,” ujar Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Padang, Mursalim, Sabtu (25/3/2023).
Upaya mencari pelaku ini dilakukan bersama dengan pihak Polsek Lubuk Begalung, pihak Kelurahan Lubuk Begalung Nan XX, RT/RW dan tokoh masyarakat setempat, sesuai alamat pada identitas kendaraan bermotor tersebut.
Mursalim menjelaskan, dia bersama petugas yang lain sudah bertemu dengan orang tua remaja tersebut, namun yang bersangkutan masih kabur dan tidak pulang ke rumah sejak kejadian. Pada intinya, motor yang ditandai korban (Ficky Tri Syahputra) memang benar adalah milik pelaku.
“Keterangan orangtuanya, pada pagi kejadian, habis makan sahur dia keluar, setelah itu sekitar pukul 07.00 pagi dia pulang ke rumah dari Balai Baru ke arah Lubuk Begalung,” ulas Mursalim.
Jika disesuaikan dengan waktu kejadian, memang pas ketika terduga pelaku ini pulang ke rumah. “Para pelaku ini modusnya, ketika dia bergerombol itu jika ada yang melihat atau bertatap mata, mereka menilai seolah menantang mereka sehinga dikejar dan dicelakai. Mulai dari menghentikan paksa kendaraan hingga menggunakan senjata tajam,” tambah Mursalim menjelaskan modus pelaku.
Para Pelaku Ingin Memperlihatkan Eksistensi Mereka
Terkait maraknya aksi kekerasan remaja berupa tawuran dan gerombolan bersenjata tajam ini, Muraslim menyebutkan, para remaja tersebut ingin memperlihatkan eksistensi mereka sebagai remaja yang masih mencari jati diri. Dan ini persoalan yang serius dan harus ditangani bersama. Tidak saja pemerintah, namun perhatian orang tua atau keluarga sangat dibutuhkan sekali.
“Rata-rata para pelaku ini adalah remaja yang baru tamat sekolah, bisa SMA dan SMK namun belum ada pekerjaan kemudian kumpul-kumpul dengan temannya dan membawa senjata tajam sambil memperlihatkan eksistensinya, ketika ada yang melihat atau menatap mereka, seketika emosi mereka naik dan melakukan penyerangan,” katanya lagi.
Petugas tentunya tidak akan melakukan pembiaran dari aksi meresahkan oleh sekelompok remaja tersebut, namun diimbau kepada masyarakat yang melihat gerombolan tersebut beraksi atau berpas-pasan di jalan, sebaiknya dihindari saja dan segera melaporkan kepada petugas kepolisian terdekat atau Satpol PP Kota Padang.
“Saat kita telah mempersiapkan anggota untuk menghadapi aksi gerombolan remaja tawuran itu, mulai secara persuasif hingga proaktif melakukan pembubaran serta pengamanan pelaku. Sedangkan dari sisi peralatan, kami telah melengkapi personel dengan senjata tidak mematikan seperti tongkat yang ukurannya lebih panjang dari samurai yang biasa mereka gunakan,” terang Mursalim.
Sedangkan untuk kekuatan personel, lanjutnya, pihaknya telah melakukan razia sesuai jam tayang mereka (gerombolan remaja) mulai dari pukul satu dini hari hingga melewati subuh. Adapun lokasi-lokasi biasa mereka berkumpul seperti sepanjang jalan By Pass Padang. Mulai dari Depan Balai Kota Aia Pacah, Simpang Balai Baru, jembatan By Pass Lubuk Begalung hingga ke Ujung By Pass. Kemudian di tengah kota seperti Jembatan Purus, Komplek GOR H Agus Salim, Pantai Padang hingga Jembatan Siti Nubaya.
“Dari ke semua lokasi tersebut kita sudah tempatkan personel di situ, termasuk yang standby di markas, sehingga jika ada kejadian kita langsung kirim personel dukungan ke lokasi kejadian. Selain itu juga ada tim keliling atau sapu bersih, setiap melihat gerombolan itu kita bubarkan dan yang membawa senjata tajam kita angkut,” tegas Mursalim.
Upaya ini dilakukan Satpol PP Padang mengantisipasi maraknya aksi yang dilakukan gerombolan remaja tersebut. Hal ini juga termasuk mendukung upaya-upaya kepolisian yang juga gencar melakukan razia terhadap aksi-aksi kenakalan remaja yang terjadi belakangan ini.
Sebelumnya, sekelompok remaja tak dikenal berulah di Kota Padang, Sumatera Barat, di awal Ramadhan 1444 Hijriyah, Kamis (23/3). Korbannya, komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sumbar, Ficky Tri Saputra.
Kejadian berawal saat Ficky melewati simpang empat Balai Baru By Pass Padang. Tetiba dia dikejar sekelompok remaja tak dikenal. Hingga di depan kantor camat Kuranji, beberapa dari komplotan remaja tak dikenal ini sempat menendang motornya dengan sengaja.
“Beruntung saya masih bisa mengendalikan kendaraan hingga tak terjatuh, namun beberapa diantara mereka membawa samurai. Waktu saya menghindari kelompok itu, saya sempat menghafal salah satu nomor polisi motor mereka, untuk diteruskan ke pihak kepolisian,” ujar Ficky. (yud/wna)
Load more