Untuk wujud Multikultural Gereja Annai Velangkanni pun sangat jelas terlihat melalui struktur bangunannya. Dimana banyak terdapat tanda- tanda atau simbol-simbol yang beragam, tidak hanya dari Batak Toba, tetapi juga Karo. Seperti yang terdapat di pintu masuk Gereja Annai Velangkanni tersebut.
Pintu gerbang masuk dihiasi miniatur rumah adat Batak Toba dan Karo, menandakan tidak ada perbedaan suku, bangsa, bahasa, dan kepercayaan. Sedangkan pada bagian Pagarnya dihiasi dengan relief orang-orang yang mengenakan pakaian adat berbagai etnis di Indonesia. Menggambarkan bahwa tempat ini terbuka untuk siapa saja tanpa memandang suku dan ras.
Di tiang sebelah kanan gapura, ada ukiran seorang wanita India sedang menari, dan di sebalah kiri seorang pria suku China sedang memberikan salam. Di sepanjang tembok gerbang juga ada ukiran patung mewakili suku di Indonesia.
Dilihat dari luar, maka akan tampak seperti kuil yang didalamnya ada berbagai relief dan patung yang mirip dengan patung kuil India. Dengan Konsekrasi bangunan dan altar dilakukan oleh Uskup Agung Medan Mgr. Alfred Gonti Pius Datubara, OFM.Cap.
Suster Handayani Br Pa SOSMF mengatakan, Gereja ini dibangun pada tahun 2001, dan menghabiskan waktu selama empat tahun. Hingga selesai pada bulan September tahun 2005, dan diresmikan dan dibuka pada tanggal 1 Oktober.
Disebutkan, Gereja Graha Maria Annai Velangkanni, dibangun oleh pastor James Barata Putra SJ dari India Tamil yang dibantu oleh ahli kontruksi bagunan yakni Johannes Tarigan.
Arsitek dengan megah dan tinggi dengan memiliki menara dan tiga kubah yang menyerupai masjid. Tiga kubah, menandakan bahwa kita Tritunggal surga. Selanjutnya, bangunan gedung Graha Maria Annai Velangkanni ini memiliki tujuh tingkat dimana memiliki makna perwakilan dari arsitektur Hindu, yang artinya jumlah tujuh mewakili surga sesuai budaya Barat maupun Hindu dan Muslim.
Load more